Prevalensi penggunaan harian media sosial yang cenderung tinggi ternyata telah membentuk budaya baru di kalangan generasi muda. Salah satu budaya tersebut adalah membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Memang kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain sudah ada di masyarakat bahkan sebelum munculnya media sosial. Namun, sejak media sosial menjadi medium untuk memamerkan kehidupan pribadi penggunanya, budaya membandingkan kehidupan sendiri dengan kehidupan orang lain semakin terbentuk.
IDN Research Institute merilis Indonesia Millennial and Gen Z Report 2025, sebuah laporan riset untuk memahami perilaku Gen Z, termasuk bagaimana media sosial memengaruhi kehidupan beragama mereka. Riset ini dilakukan kepada 1.500 responden—750 Milenial dan 750 Gen Z—di 12 kota dan wilayah besar dari Maret hingga Agustus 2024. Dengan menggabungkan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif, pengumpulan data dilakukan melalui pengambilan sampel acak.
Dalam laporan tersebut, ditemukan bahwa Gen Z lebih sering membandingkan dirinya dengan orang lain di media sosial dibandingkan Milenial. Sebanyak 70% responden Gen Z membandingkan kehidupan mereka dengan orang lain, yang memperburuk kecemasan dan depresi mereka.
Sedangkan di kalangan Milenial, hanya 58% responden mengakui bahwa mereka membandingkan kehidupan mereka dengan orang lain.
Meskipun menyadari dampak buruk dari perbandingan kehidupan, sebanyak 42% responden Milenial dan 30% responden Gen Z masih kesulitan untuk tidak membandingkan diri dengan orang lain di media sosial. Budaya ini memicu rasa tidak pernah cukup dengan diri sendiri, yang berkontribusi pada tantangan kesehatan mental di kedua generasi.
Baca Juga: Gen Z Makin Aktif Cari Informasi Pengembangan Diri Lewat Iklan Digital Tahun 2025
Sumber:
https://cdn.idntimes.com/content-documents/indonesia-millennial-genz-report-2025.pdf
