Sektor manufaktur Indonesia kembali menunjukkan geliat positif pada Oktober 2025. Indeks manufaktur nasional tercatat menguat, mencerminkan peningkatan aktivitas produksi dan permintaan domestik yang stabil. Kondisi ini menandakan bahwa industri manufaktur masih memegang peran penting dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional.
Hal ini terlihat dari Purchasing Managers Index (PMI) yang dikeluarkan oleh S&P Global Market Intelligence. PMI disusun berdasarkan survei terhadap manajer di ratusan sampel perusahaan manufaktur. Indikator yang dinilai meliputi pertumbuhan produksi, permintaan dari luar dan dalam negeri, jumlah tenaga kerja, dan stok inventori.
Skor PMI berkisar antara 0-100. Skor di bawah 50 menggambarkan pelemahan industri manufaktur, sedangkan skor di atas 50 menunjukkan penguatan. Skor 50 sendiri berarti kondisi cenderung stabil.
Terbaru, pada Oktober 2025 ini, skor PMI manufaktur Indonesia mencapai 51,2 poin, naik dari bulan sebelumnya yang sebesar 50,4. Kenaikan ini menunjukkan penguatan industri manufaktur tanah air.
Tahun 2025 diawali dengan kondisi industri manufaktur yang cukup baik, dengan skor indeks sebesar 51,9. Skornya bahkan naik mencapai 53,6 pada bulan berikutnya, tertinggi sepanjang tahun 2025, sebelum turun tipis ke angka 52,4.
Memasuki April, PMI manufaktur Indonesia jatuh ke angka 46,7, meski sedikit membaik pada Mei menjadi 47,4. Indeks manufaktur terus turun pada Juni 2025 menjadi 46,9 dan naik tipis menjadi 49,2 pada Juli 2025. Skor di bawah 50 ini mencerminkan kondisi manufaktur Indonesia yang melemah, dipengaruhi kondisi geopolitik dan tingginya PHK dalam negeri.
Pada Agustus, PMI manufaktur Indonesia kembali membaik ke angka 51,5, meski turun tipis pada September 2025 menjadi 50,4 poin.
Perbaikan pada Oktober 2025 didorong oleh pesanan dari pasar domestik. Di saat bersamaan, permintaan dari luar negeri malah turun.
Baca Juga: Industri Manufaktur Sumbang 18,98% terhadap PDB Indonesia
Sumber:
https://www.pmi.spglobal.com/Public/Release/PressReleases?language=ms