Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa Indonesia memproduksi total 358 ribu ton telur itik pada tahun 2023. Total nasional tersebut meningkat daripada tahun-tahun sebelumnya, yaitu 349 ribu ton pada 2022 dan 344 ribu ton pada 2021.
Jawa Barat menjadi provinsi dengan produksi telur itik terbanyak di 2023, yaitu sebanyak 70 ribu ton. Posisi berikutnya diisi oleh Jawa Timur dan Sulawesi Selatan, masing-masing memproduksi 46 ribu dan 44 ribu ton telur itik.
Sementara itu, provinsi yang paling sedikit menghasilkan telur itik adalah Papua Barat Daya dengan 57 ton telur itik.
Istilah “bebek” dan “itik” sering digunakan secara bergantian di Indonesia untuk merujuk pada burung air dari keluarga Anatidae. Secara biologis “bebek” dan “itik” adalah jenis yang sama, tetapi istilah "itik" biasanya digunakan untuk bebek petelur sedangkan "bebek" bisa merujuk ke semua jenis burung air dari keluarga Anatidae.
Dilansir dari penelitian Darwanto, Addina, dan Wulandari (2023), kandungan gizi dalam telur itik lebih tinggi dibandingkan dengan telur ayam. Telur itik mengandung karbohidrat, vitamin, dan mineral. Protein telur itik juga mengandung protein asam amino. Bahkan, telur itik juga kaya akan albumin dan lebih banyak kandungan asam omega-3.
Protein dalam telur itik berperan penting untuk pertumbuhan otot, perbaikan jaringan, dan mendukung sistem kekebalan tubuh. Sedangkan kandungan vitamin dan mineral seperti vitamin B12, vitamin A, selenium, dan zat besi dapat membantu menjaga kesehatan mata, kulit, dan fungsi otak. Terakhir, omega-3 dalam telur itik juga baik untuk kesehatan jantung, mengurangi peradangan, dan mendukung fungsi otak.