Berdasarkan laporan Perdagangan Luar Negeri oleh Badan Pusat Statistik (BPS), industri pengolahan merupakan sektor dengan nilai ekspor terbesar pada Agustus 2024. Kontribusinya mencapai 73,66% dari Januari hingga Agustus 2024.
Menurut Putra, Nasution, dan Suriadi (2021), industri pengolahan adalah kegiatan mengubah barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Industri pengolahan dapat terdiri atas minyak sawit (CPO), bungkil jagung, karet sir, dan sebagainya.
Pertambangan menjadi sektor dengan kontribusi terbesar berikutnya, menyumbang 18,24% terhadap nilai ekspor Indonesia. Adapun peringkat ketiga diisi oleh sektor migas dengan kontribusi sebesar 6,16%, dan terakhir ada sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan dengan 1,94%.
Volume ekspor Indonesia selama Januari-Agustus 2024 mencapai 475 ribu ton dengan nilai US$170 miliar yang terdiri dari US$160 miliar juta ekspor komoditas nonmigas dan US$10 miliar hasil ekspor minyak bumi dan gas.
Dibandingkan periode 2023, nilai ekspor 2024 turun US$731 juta. Ada penurunan ekspor dari komoditas nonmigas senilai US$872 juta sedangkan ekspor komoditas migas naik senilai US$141 juta.
Dikutip dari laman BPS, menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Agustus 2024 berasal dari Provinsi Jawa Barat dengan nilai mencapai US$24,85 miliar, berkontribusi sebesar 14,54% terhadap total ekspor. Di posisi kedua ada Jawa Timur dengan nilai ekspor sebesar US$16,90 miliar (9,89%), kemudian diikuti Kalimantan Timur dengan US$16,73 miliar (9,79%).
Baca Juga: Nilai Ekspor Indonesia Naik di Agustus 2024, Impor Tercatat Turun