Di tengah era digital yang terus berkembang, investasi digital semakin dilirik banyak orang sebagai alternatif untuk meningkatkan kesejahteraan finansial. Namun, masih banyak masyarakat Indonesia yang nyatanya enggan untuk terjun ke dunia investasi digital.
Padahal, dengan akses yang lebih mudah dan peluang yang menjanjikan, investasi digital dapat menjadi salah satu pilihan utama untuk mencapai berbagai tujuan finansial. Lantas apa yang membuat masyarakat Indonesia belum sepenuhnya tertarik untuk memulai investasi digital?
Berdasarkan survei Populix, terdapat beberapa hambatan utama yang membuat masyarakat ragu untuk berinvestasi secara digital. Hambatan ini mencakup kekhawatiran terhadap stabilitas platform investasi hingga masalah yang lebih personal seperti prioritas kebutuhan sehari-hari.
Alasan pertama yang menjadi perhatian utama adalah kekhawatiran terhadap risiko bangkrutnya platform investasi, dengan persentase mencapai 33%. Hal ini mencakup kekhawatiran platform tempat mereka berinvestasi tidak memiliki stabilitas finansial yang baik, sehingga ada risiko besar kehilangan seluruh investasi.
Selain itu, kondisi pasar yang fluktuatif juga membuat 29% responden merasa cemas dan enggan untuk memulai berinvestasi.
Faktor ketiga yang menghalangi masyarakat berinvestasi digital adalah takut kehilangan seluruh investasi. Dengan persentase yang juga mencapai 29%, banyak orang merasa khawatir bahwa investasi mereka akan lenyap dan malah merugi karena risiko yang tidak dapat dikendalikan.
Tidak hanya itu, beberapa alasan lain seperti keamanan data, terlalu fokus pada biaya hidup sehari-hari, tidak memiliki uang yang cukup untuk modal awal, serta ketidakpastian untuk mengelola risiko menjadi penghalang masyarakat Indonesia dalam melakukan investasi digital.
Baca Juga: Mayoritas Investor Pasar Modal Indonesia Lulusan SMA