Aktivitas manusia di muka bumi selalu meninggalkan jejak (footprint). Konsumsi yang dilakukan manusia setiap harinya turut meninggalkan jejak yang disebut dengan jejak ekologis.
Besarnya jejak ekologis tiap orang bisa berbeda tergantung gaya hidup dan pola konsumsinya. Konsumsi yang dimaksud antara lain adalah konsumsi terhadap pangan, barang-barang, layanan, sumber daya alam, serta emisi karbon yang dikeluarkan untuk memproduksi bahan konsumsi itu.
Menurut World Wildkife Fund, berdasarkan penggunaan lahannya, jejak karbon menjadi jejak ekologis paling besar, melebihi setengah dari total jejak ekologis manusia. Tepatnya, ada 60% jejak karbon yang dilepaskan manusia dari segala aktivitasnya. Bagaimana tidak, nyaris seluruh aktivitas manusia menghasilkan gas karbon, mulai dari berkendara, memasak, dan lain-lain.
Jejak ekologis terbesar kedua datang dari sektor pertanian. Sektor pertanian membutuhkan lahan yang luas untuk dapat memproduksi sumber makanan, sehingga menghasilkan jejak ekologis yang cukup besar.
Jejak ekologis dari hasil hutan mengambil porsi 10% dari total jejak ekologis keseluruhan. Sementara itu, lahan dari penggembalaan memiliki besaran jejak ekologis sebesar 5%. Terakhir, lahan yang untuk tempat penangkapan ikan memiliki jejak ekologis sebesar 3%, dan lahan yang digunakan manusia untuk bangunan memiliki proporsi 2%.
Adapun berdasarkan aktivitas, kegiatan makan memiliki jejak ekologis paling besar yaitu 30%. Kemudian, 22% dari jejak ekologis berasal dari aktivitas pemukiman. Layanan umum mengambil porsi 19% secara keseluruhan. Transportasi pribadi dan barang-barang masing-masing menghasilkan 15% jejak ekologis.
Baca Juga: Asia Lepaskan Emisi Karbon Makin Banyak Tiap Tahun