Lebih dari 90% Generasi Muda Optimis dengan Pemenuhan Gizi Anak di Masa Depan

Sebesar 93% anak muda optimis dapat memenuhi kebutuhan asupan gizi anak di masa depan.

Lebih dari 90% Generasi Muda Optimis dengan Pemenuhan Gizi Anak di Masa Depan

Sumber: Survei Indeks Optimisme Indonesia 2023 GNFI & Populix
GoodStats

Stunting pada anak merupakan permasalahan yang masih marak terjadi di Indonesia hingga saat ini. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting di Indonesia mengalami penurunan dari yang semula sebesar 24,4% pada 2021 menjadi 21,6% pada 2022. Pada Rapat Koordinasi Nasional 2023 pun Wakil Presiden sekaligus Ketua Pengarah Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP2S) Ma’ruf Amin pun mengarahkan para pemimpin daerah agar mencapai target prevalensi stunting 14% pada 2024.

“Peran aktif, sinergi, dan kolaborasi seluruh pihak adalah kunci dalam upaya mengatasi masalah gizi. Penuntasan persoalan gizi, termasuk stunting, tidak sekadar perkara menurunkan prevalensi, tetapi merupakan tugas kemanusiaan berkelanjutan, sekaligus penentu kualitas kehidupan bangsa ke depan,” jelas Ma’ruf Amin, sebagaimana mengutip dari Stunting.go.id.

Stunting merupakan kondisi gangguan pertumbuhan pada anak, salah satunya ditandai dengan fisik anak yang tidak setinggi anak-anak seusianya. Kurangnya pemenuhan asupan nutrisi dan gizi anak selama masa pertumbuhan menjadi salah satu faktor terjadinya stunting. Oleh karena itu, informasi mengenai pemenuhan gizi menjadi hal yang penting dicermati, tidak hanya oleh orang tua, tetapi juga para generasi muda. 

Indeks optimisme generasi muda menunjukkan bahwa anak muda cenderung optimis dengan pemenuhan gizi seimbang pada anak di masa depan. Secara keseluruhan, berdasarkan survei Indeks Optimisme Generasi Muda Indonesia 2023 yang dilaksanakan Good News From Indonesia dan Populix, dimensi kebutuhan dasar memiliki nilai indeks optimisme yang cukup tinggi, yakni sebesar 8,38.

Pada dimensi tersebut, terdapat beberapa aspek yang menjadi indikator penyusunnya, yakni pemenuhan gizi seimbang pada diri sendiri, pemenuhan gizi seimbang pada pasangan, pemenuhan gizi seimbang pada anak, pemenuhan sandang yang layak, dan pemenuhan papan yang layak.

Aspek pemenuhan gizi seimbang pada anak mendapatkan skor indeks optimisme yang tinggi, yaitu sebesar 8,6. Angka tersebut bahkan lebih tinggi dibanding aspek pemenuhan gizi pada diri sendiri yang sebesar 8,14. Tampak sebesar 93% anak muda optimis dapat memenuhi kebutuhan asupan gizi anak di masa depan. Sementara itu, 5% lainnya merasa netral dan 1% lain merasa pesimis dengan aspek tersebut.  

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook