Indeks literasi keuangan nasional terus mengalami kenaikan dan telah mencapai 65,43%, berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 yang diselenggarakan oleh OJK. Persentase ini menunjukan bahwa lebih dari separuh masyarakat Indonesia di usia produktif telah memahami dan membiasakan diri untuk menggunakan uang mereka dengan bijak, bahkan mengelolanya melalui tabungan maupun investasi.
Baik tabungan dan investasi merupakan opsi yang sering digunakan seseorang untuk menunjang atau menjamin kekayaannya sampai di masa mendatang. Jika menabung adalah kegiatan menyimpan uang untuk disimpan dan dikumpulkan, maka lain halnya dengan investasi yang mengharuskan pelakunya mengeluarkan uangnya sehingga uang tersebut bisa “bekerja” di tempat lain.
Menabung memiliki risiko yang lebih rendah daripada investasi yang sifatnya tidak memungkinkan pemiliknya “memegang” uangnya sendiri, akan tetapi potensi keuntungan dari investasi lebih tinggi daripada uang yang hanya “dipegang” sendiri.
Dilansir dari CNBC, Pakar Perencana Keuangan, Bareyn Mochaddin, mengungkapkan bahwa uang hasil investasi bisa lebih tinggi daripada yang awalnya disetorkan.
"Selain itu, uang yang diinvestasikan juga tidak akan tergerus inflasi dan biaya administrasi yang biasanya dibebankan pada tabungan," ujarnya.
Survei Populix di tahun 2022 menunjukan bahwa 72% masyarakat usia produktif sudah tertarik bahkan mulai berinvestasi. Kendati demikian, survei di tahun 2024 yang diselenggarakan oleh Jakpat membuktikan bahwa saat ini menabung masih menjadi opsi andalan bagi mereka yang sedang berusaha mewujudkan keamanan dan kemerdekaan finansial.
Survei ini dilakukan terhadap kelompok generasi X (kelahiran tahun 1965-1980), generasi Y atau milenial (kelahiran tahun 1981-1996) dan generasi Z (kelahiran tahun 1997-2012). Milenial merupakan generasi yang paling tinggi literasi keuangannya, dengan persentase tertinggi di semua kategori alokasi finansial bulanan dan berada di peringkat terendah untuk kategori “tidak ada alokasi khusus”.
Sebagian besar milenial (66%) mengalokasikan uangnya untuk ditabung. Persentase menabung paling tinggi dibandingkan kategori lainnya juga nampak di kelompok responden gen X (59%) dan juga gen Z (62%). Investasi menjadi pilihan tertinggi kedua untuk mengalokasikan keuangan bagi gen X (22%), gen Y (29%), dan gen Z (27%).
Di peringkat terendah, asuransi dimanfaatkan sebagai dana yang bisa dimanfaatkan kelak oleh gen X (13%), gen Y (19%) dan gen Z (14%), khususnya di kondisi darurat. Lebih lanjut, 24-28% responden mengandalkan instrumen lain untuk mengamankan keuangannya, sementara 19-28% lainnya mengaku tidak menyisihkan dana yang mereka miliki ke simpanan jenis apapun.
Baca Juga: Indeks Saham IHSG Menguat Menjelang Pelantikan Presiden