Fenomena kenaikan harga properti terus menghantui masyarakat kelas menengah. Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) pada Triwulan II 2024 oleh Bank Indonesia menunjukkan kenaikan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) sebesar 1,76% (yoy). Meski terindikasi melambat dan lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya, akses harga yang terjangkau dan skema pembiayaan untuk properti residensial masih menjadi tantangan bagi generasi sekarang.
Indonesia Gen Z Report 2024 melaporkan kesiapan gen Z dalam mencari properti. Sebesar 52,4% responden menyatakan bahwa mereka hanya mampu untuk mencari properti yang masih dengan harga di bawah Rp400 juta. Kemampuan daya beli properti ini berimbas pada ukuran rumah yang dijadikan preferensi, yaitu berkisar antara 60–100 m².
Melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), pemerintah telah memasukkan akses rumah layak huni dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 dengan kenaikan dari 56,75% menjadi 70%.
Salah satu inovasi yang dilakukan adalah melalui Program Sejuta Rumah (PSR) yang implementasinya di tahun 2023 telah mencapai 1.217.794 unit dengan 82,95% penerima manfaat berasal dari kategori Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Hasil survei Bank Indonesia juga menjelaskan skema pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) masih menjadi pilihan mayoritas masyarakat dengan pangsa pasar sebesar 75,52% dari total pembiayaan.
Sebagai salah satu pihak penyedia perumahan, melalui Wakil Direktur Utama Perum Perumnas, Tambok Setyawati menyampaikan strategi meringankan beban gen Z dalam membeli rumah.
“Perpanjangan insentif pajak bebas PPN 100% untuk pembelian rumah tidak hanya memberikan keuntungan langsung bagi masyarakat yang ingin memiliki rumah, tetapi juga berperan penting sebagai stimulus bagi pertumbuhan sektor properti secara keseluruhan,” ujar Tambok, mengutip laman Perumnas.
Baca Juga: Program Sejuta Rumah Sukses Bangun 9,8 Juta Rumah per 2024