Meski sudah dikembangkan sejak 1950-an, kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) baru belakang ini banyak diperbincangkan dan digunakan oleh masyarakat umum di seluruh belahan dunia. Kini, berbagai sektor mulai dari bisnis hingga kesehatan telah mengintegrasikan AI untuk menunjang aktivitas dan memaksimalkan keuntungan.
Mengingat AI sudah menjadi bagian dari keseharian masyarakat global, Boston Consulting Group’s Center for Customer Insight melakukan survei terhadap 21 ribu konsumen dari 21 negara, termasuk Indonesia, untuk mengetahui tingkat kesadaran dan penggunaan AI dan GenAI. Tidak hanya itu, survei yang dilakukan pada Agustus-September 2023 lalu ini juga mengeksplorasi sentimen konsumen terhadap AI, khususnya di ranah gaya hidup dan pekerjaan.
Hasil survei bertajuk Global Consumer Sentiment Survey 2023 itu menunjukkan bahwa mayoritas konsumen di negara yang diteliti sadar akan keberadaan AI, dalam hal ini ChatGPT. Sebanyak 75% dari total responden mengaku telah menggunakannya. Lebih spesifik, konsumen Indonesia yang telah mendayagunakan ChatGPT mencapai 32%, mengantarkannya ke posisi keenam sebagai pengguna terbanyak di dunia.
Terkait sentimen, responden menunjukkan sikap yang bervariasi terhadap kehadiran AI. Ada yang merasa antusias, ada pula yang justru khawatir dengan potensi kerugian yang ditimbulkan teknologi tersebut. Tidak jarang, responden merasa bimbang, semangat, sekaligus resah terhadap adopsi AI.
Negara dengan jumlah konsumen pengguna AI yang besar cenderung menunjukkan sentimen positif terhadap AI. Indonesia misalnya, konsumen yang mengaku antusias mencapai 49%, sementara sebanyak 33% merasa bimbang dan 18% cenderung khawatir.
Dari proporsi ini, net excitement (persentase antusiasme dikurangi kekhawatiran) konsumen Indonesia sebesar 31%. Indonesia berada di urutan kedua dengan antusiasme tertinggi akan AI, tepat di bawah Tiongkok yang memperoleh net excitement sebesar 47%.
Secara keseluruhan, sebanyak 43% konsumen melihat sisi positif AI terhadap gaya hidup. Mereka beralasan bahwa AI dapat meningkatkan kehidupan sehari-hari (39%), menciptakan terobosan dalam hal medis dan ilmiah (32%), serta menangkap bentuk seni dan ekspresi baru (24%).
Di lain sisi, 29% konsumen justru merasakan kekhawatiran terhadap AI. Keresahan mereka tertuju pada persoalan keamanan data dan etika (33%), ketidakpastian (11%), serta dampak lingkungan (10%).
Menariknya, antusiasme konsumen terhadap peran AI di tempat kerja jauh lebih tinggi, yaitu mencapai 70%. Konsumen menganggap AI berpeluang meningkatkan pembelajaran dan edukasi (60%) serta mendorong efisiensi dalam bekerja (55%). Hanya 15% yang merasa sebaliknya, sebagian besar karena menganggap AI mengancam karier.
Baca Juga: Indonesia Jadi Negara Paling Optimis Akan Keberadaan AI