Medsos Jadi Akses Utama Informasi Buku Baru di Indonesia

Sebanyak 62,5% responden mengaku menemukan informasi seputar buku baru melalui media sosial.

Akses Utama terhadap Informasi Buku Baru 2025

Sumber: GoodStats
GoodStats

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh GoodStats, hanya 20,7% orang Indonesia yang membaca buku setiap hari. Beberapa faktor seperti kurangnya motivasi, minimnya akses, pengaruh budaya, hingga kualitas buku yang beredar di pasar diduga menjadi alasannya.

Penelitian dengan tajuk Survei Preferensi Membaca Buku di Era Digital Tahun 2025 ini dilakukan mulai 20 Januari hingga 10 Februari 2025 terhadap 1.000 responden dari seluruh Indonesia melalui jajak pendapat daring.

Dari segi akses terhadap informasi buku baru, sebanyak 62,5% responden mengaku menemukan buku baru melalui media sosial (medsos).

Dengan jumlah penggunanya yang mencapai 139 juta pada awal tahun lalu, tidak heran kalau informasi terkait perilisan buku baru lebih banyak disebarluaskan di media sosial. Platform seperti Instagram, TikTok, dan Twitter (X) memiliki peran besar dalam membentuk tren membaca.

Selain media sosial, platform buku daring seperti Gramedia Digital turut menjadi pilihan publik dalam mengakses informasi soal buku bagi 11,3% responden, meski pengaruhnya jauh lebih rendah ketimbang media sosial.

Sementara itu, toko buku fisik masih digunakan oleh 10,7% responden dalam mencari rekomendasi bacaan terbaru. Hal ini mencerminkan adanya daya tarik tersendiri yang ditawarkan, seperti pengalaman yang hanya dapat dirasakan di toko buku.

Menariknya, hanya 5,4% responden yang mengandalkan rekomendasi dari teman atau keluarga, menandakan bahwa pencarian buku lebih banyak dipengaruhi oleh tren global daripada lingkaran sosial terdekat.

Selain itu, ulasan atau blog buku hanya digunakan oleh 4% responden, menunjukkan pergeseran preferensi dari teks panjang ke format lebih ringkas seperti video dan infografis di media sosial. Sedangkan sisa responden (3%) mengaku memiliki akses lain.

Tren ini memperlihatkan bagaimana digitalisasi telah mengubah kebiasaan literasi masyarakat. Dengan pengaruh media sosial dalam industri perbukuan, strategi pemasaran buku kini semakin mengarah pada konten digital yang menarik dan interaktif untuk menjangkau lebih banyak pembaca.

Baca Juga: Buku Pengembangan Diri Paling Digemari di Indonesia

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook