Dalam satu dekade terakhir, ekspor peralatan listrik Indonesia menunjukkan dinamika yang menarik. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor peralatan listrik Indonesia cenderung fluktuatif.
Pada 2014 silam, ekspor peralatan listrik Indonesia masih di angka 116.008,5 ton. Jumlahnya kemudian meningkat pada 2015 menjadi 119.546,9 ton sebelum akhirnya turun di angka 116.718,1 ton setahun setelahnya.
Pada 2017, volume ekspor peralatan listrik Indonesia kembali menurun. Pada tahun tersebut, volumenya menyusut menjadi 115.769,9 ton saja. Setahun setelahnya, ekspor peralatan listrik Indonesia meningkat cukup pesat. Volumenya menyentuh angka 131.230,1 ton. Jumlahnya kemudian terus melonjak mencapai 140.334,8 ton pada 2019.
Memasuki tahun 2020, ekspor peralatan listrik Indonesia turun menjadi 128.286,9 ton saja. Namun, setahun setelahnya, jumlahnya justru meningkat tajam menjadi 153.287,6 ton. Jumlah tersebut merupakan jumlah terbesar dalam satu dekade terakhir.
Setelah mencapai puncaknya pada 2021, ekspor peralatan listrik Indonesia kembali mengalami penurunan pada 2022. Kali ini, jumlahnya berubah menjadi sebesar 136.118,2 ton saja. Meski begitu, volumenya sukses mengalami kenaikan lagi pada 2023 meskipun tak begitu signifikan, menjadi sebesar 138.686,9 ton.
Untuk negara-negara yang menjadi tujuan utama ekspor peralatan listrik Indonesia masih didominasi negara-negara dari kawasan Asia, seperti Jepang, Singapura, Thailand, Malaysia, China, Hong Kong, Filipina, hingga Korea Selatan.
Terdapat juga negara-negara di luar kawasan Asia, seperti Amerika Serikat dan Prancis yang juga menjadi negara tujuan utama ekspor peralatan listrik Indonesia. Selain sepuluh negara tersebut, Indonesia tentunya juga mengekspor ke beberapa negara lainnya, tetapi bukan menjadi tujuan utama.
Dari 10 negara tersebut, Jepang, Singapura, dan Amerika Serikat menjadi 3 negara yang paling banyak mengimpor peralatan listrik dari Indonesia dibandingkan 7 negara lainnya.
Baca Juga: Negara ASEAN dengan Konsumsi Listrik Terbesar Pada Tahun 2023