Menurut data Brand Finance, Shell merupakan perusahaan minyak dan gas (migas) paling bernilai di dunia pada 2025. Shell terus kokoh di posisi puncak selama 11 tahun berturut-turut, dengan nilai merek pada 2025 mencapai US$45,42 miliar, turun 10% dari tahun sebelumnya.
Aramco mengisi peringkat kedua dengan nilai merek mencapai US$41,67 miliar, berada di posisi kedua selama enam tahun berturut-turut. Dua merek asal China menduduki peringkat berikutnya. PetroChina mengisi urutan ketiga dengan dengan nilai merek sebesar US$33,28 miliar, diikuti oleh Sinopec Group dengan US$29,79 miliar.
Merek-merek global lain yang turut masuk daftar perusahaan migas terbesar adalah ExxonMobil (US$23,57 miliar), ADNOC (US$18,97 miliar), TotalEnergies (US$18,81 miliar), BP (US$18,30 miliar), Equinor (US$15,72 miliar), dan Chevron (US$14,54 miliar).
Secara keseluruhan, total nilai merek untuk 100 besar perusahaan migas di dunia mencapai US$688,6 miliar.
Di Indonesia sendiri, Shell disebut telah merumahkan beberapa pekerjanya dan beberapa jaringan SPBU dikabarkan tutup akibat minimnya ketersediaan BBM.
President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia Ingrid Siburian, menjelaskan pihaknya sedang melakukan penyesuaian kegiatan operasional di jaringan SPBU Shell selama produk BBM jenis bensin tidak tersedia secara lengkap.
"(Ini) termasuk penyesuaian jam operasional dan tim yang bertugas melayani para pelanggan," tuturnya, Selasa (16/9/2025), mengutip Tirto.
Kelangkaan BBM di Shell sempat menjadi sorotan publik. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebutkan bahwa perusahaan swasta seperti Shell bisa membeli BBM dari PT Pertamina untuk mengatasi kekurangan stok.
“Sebenarnya mereka bisa melakukan kolaborasi dengan Pertamina. Kemarin saya sudah pimpin rapat dengan Pertamina, dan Wamen saya juga sudah pimpin rapat. Nanti saya cek perkembangan terakhir tim yang saya bentuk,” ujarnya, Selasa (16/9/2025).
Baca Juga: Shell Jadi Perusahaan Migas dengan Kemampuan Transisi Energi Terbaik
Sumber:
https://brandirectory.com/reports/energy
https://tirto.id/shell-indonesia-klarifikasi-isu-spbu-tutup-karyawan-dirumahkan-hhPS