Dalam satu dekade terakhir, cara masyarakat Indonesia mencari berita telah berubah drastis. Jika dulu orang-orang menyalakan televisi setiap pagi untuk mengetahui kabar terbaru, kini cukup menggulir layar ponsel, informasi datang sendirinya. Pergeseran ini terekam dalam laporan Digital News Report 2025 yang dirilis oleh Reuters Institute.
Pada tahun 2015, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa 91,47% masyarakat Indonesia masih menjadikan televisi sebagai sumber utama informasi. Sementara itu, hanya 18,89% yang mengandalkan berita digital. Televisi kala itu masih dianggap paling cepat dan terpercaya dalam menyampaikan berita, sedangkan media online baru mulai tumbuh, sebagian besar lewat portal berita konvensional yang beralih ke digital.
Namun, situasinya kini berubah total. Menurut laporan terbaru Reuters, pada 2025 sebanyak 79% publik Indonesia mencari berita melalui media online. Sumber berita berbasis internet ini meliputi situs berita digital, portal independen, dan aplikasi berita populer.
Di posisi berikutnya, media sosial menjadi pilihan 57% responden, menunjukkan betapa kuatnya pengaruh platform seperti TikTok, X, dan Instagram dalam membentuk opini publik.
Televisi masih bertahan dengan 44% pengguna yang menjadikannya sumber informasi, namun perannya tak lagi sekuat dulu. Sementara itu, muncul tren baru seperti podcast yang kini digunakan oleh 15% responden untuk mengikuti isu dan wawancara mendalam serta chatbot berbasis kecerdasan buatan (AI) yang mulai dilirik oleh 9% pengguna.
Perbandingan antara data BPS 2015 dan Reuters 2025 memperlihatkan perubahan besar dalam cara masyarakat Indonesia berinteraksi dengan informasi. Dari dominasi layar televisi ke dominasi layar ponsel, perubahan ini menandai babak baru di mana berita bukan lagi sekadar dikonsumsi, tapi juga dibagikan, didiskusikan, bahkan diperdebatkan di ruang digital.
Data laporan ini bersumber dari survei yang didanai oleh Reuters Institute guna mengetahui pola konsumsi berita di berbagai negara. Survei dilaksanakan pada pertengahan Januari hingga akhir Februari 2025. Di Indonesia, sebanyak 2.028 responden dilibatkan untuk mewakili total populasi 280 juta jiwa dengan tingkat penetrasi internet 69%.
Baca Juga: Orang Indonesia Habiskan 44 Jam per Bulan Main TikTok pada 2025
Sumber:
https://reutersinstitute.politics.ox.ac.uk/digital-news-report/2025
