Terus Turun, Berikut Negara dengan Angka Kelahiran Terendah 2025

Korea Selatan menjadi negara dengan angka kelahiran terendah di dunia dengan angka kelahiran sebesar 4,76 per 1.000 orang.

5 Negara dengan Angka Kelahiran Terendah

(Tahun 2025)
Ukuran Fon:

Sejak 1950, angka kelahiran global terus mengalami penurunan signifikan. Fenomena ini menjadi masalah serius karena angka kelahiran merupakan indikator utama pertumbuhan penduduk suatu negara, yang secara langsung memengaruhi ukuran tenaga kerja masa depan, aktivitas ekonomi, serta alokasi sumber daya.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, terdapat lima negara dengan angka kelahiran terendah pada tahun 2025. Angka kelahiran ini dihitung berdasarkan jumlah kelahiran per 1.000 orang dalam suatu populasi selama periode waktu tertentu. 

Negara dengan angka kelahiran paling rendah di dunia adalah Korea Selatan, dengan angka kelahiran sebesar 4,76 per 1.000 orang. Rendahnya angka kelahiran di Korea Selatan berakar pada masalah biaya hidup yang mahal, budaya kerja yang kompetitif, serta ketimpangan peran gender dalam rumah tangga yang membuat generasi muda enggan untuk menikah dan memiliki anak.

Pada urutan kedua, terdapat Hong Kong dengan angka kelahiran sebesar 5,27 per 1.000 orang. Masalah yang dihadapi oleh warga Hong Kong tidak jauh berbeda dengan Korea Selatan, terutama masalah harga rumah dan properti di Hong Kong yang tidak masuk akal. 

Sementara itu, Ukraina berada di posisi ketiga dengan angka kelahiran 5,65 per 1.000 orang. Sejak invasi Rusia, terjadi krisis demografi di Ukraina karena meningkatnya angka kematian, ketidakamanan negara, dan kesulitan ekonomi yang membuat warga Ukraina takut untuk memiliki anak.

San Marino yang berada di urutan keempat memiliki angka kelahiran sebesar 5,79 per 1.000 orang. San Marino adalah salah satu negara terkecil di dunia dengan populasi yang kecil, sehingga angka kelahirannya pun rendah.

Posisi kelima diisi oleh Jepang dengan angka kelahiran sebesar 6,08 per 1.000 orang. Gaji yang stagnan dengan biaya hidup tinggi serta budaya kerja Jepang yang tidak memungkinkan work-life balance pun menjadi alasan rendahnya angka kelahiran di Jepang.

Baca Juga: 11% Penduduk Indonesia Lansia, Bonus Demografi Masih Menjanjikan

Sumber:

https://data.un.org/Data.aspx?q=birth+rate&d=PopDiv&f=variableID%3a53

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook