Transaksi Ekonomi dan Keuangan Digital RI Menguat per Mei 2024

Mayoritas sistem pembayaran di Indonesia mengalami peningkatan transaksi year-on-year. Hanya transaksi ATM/D saja yang menurun.

Bank Indonesia (BI) menyebut kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital di Indonesia masih terus menguat hingga saat ini. Sistem pembayaran yang baik dan aman berpengaruh besar dalam menguatnya dua indikator tersebut.

Pada bulan Juli 2024, Bank Indonesia (BI) menerbitkan laporan kebijakan moneter RI yang mengungkap peningkatan jumlah transaksi untuk berbagai sistem pembayaran per Mei 2024.

BI mencatat transaksi BI-RTGS meningkat 0,16% year-on-year (yoy), dengan total transaksi mencapai Rp14.557,29 triliun. Selanjutnya, transaksi BI-FAST di Mei 2024 tercatat sebesar Rp701,61 triliun, meningkat 53,08% yoy.

BI juga menyebutkan terjadi pertumbuhan pada transaksi Uang Elektronik (UE) sebesar 35,24% yoy, sehingga total transaksinya mencapai Rp92,79 triliun.

Untuk transaksi menggunakan kartu ATM/D (debit), BI justru mencatat adanya penurunan sebesar 5,41% yoy, sehingga transaksi yang dibuat dengan sistem pembayaran ini menurun menjadi Rp615,18 triliun.

Di saat transaksi kartu ATM/D menurun, transaksi kartu kredit justru meningkat 6,60% dibanding tahun sebelumnya pada periode yang sama. Total transaksinya sebesar Rp35,18 triliun pada Mei 2024.

Dalam laporan yang sama, BI menyebut telah menyebarkan uang kartal sebesar Rp1.038,26 triliun. Jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) per Mei 2024 pun menunjukkan peningkatan 6,82% yoy.

Selain itu, BI turut melaporkan pertumbuhan transaksi QRIS sebesar 213,31% yoy. Per Mei 2024, terdapat 49,76 juta pengguna QRIS dan 32,25 juta merchants.

Untuk memperbaiki sistem pembayaran di Indonesia, BI pun meluncurkan Blue Print Sistem Pembayaran Indonesia 2025 (BSPI 2025). Tujuannya adalah untuk membangun ekonomi keberlanjutan di tanah air.

Sebagai bentuk eksekusi BSPI 2025, terdapat 3 inisiatif pembayaran digital BI yang bekerja sama dengan industri nasional, sebut saja QRIS, BI-FAST, dan SNAP.

“Pertama, digitalisasi telah memungkinan kita untuk memiliki kegiatan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Kedua, sinergi dan kolaborasi antara otoritas dan industri menjadi kunci dalam memetik manfaat dari ekosistem ekonomi dan keuangan digital,” ujar Aida S. Budiman, Deputi Gubernur BI, melansir Bank Indonesia.

Baca juga: Mobile Banking Terpopuler di Indonesia 2024

Terima kasih telah membaca sampai di sini

Dengan melakukan pendaftaran akun, saya menyetujui Aturan dan Kebijakan di GoodStats Data

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook