Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya penurunan kontribusi ekspor tanaman tahunan lainnya terhadap ekspor pertanian tanaman tahunan pada tahun 2024 menjadi 14,15% setelah sebelumnya mencapai 23,96% pada tahun 2023. Penurunan ini berpengaruh terhadap total nilai ekspor pertanian, di mana peringkat ekspor kelompok ini turun dari peringkat dua besar (2023) menjadi peringkat tiga besar (2024).
Pada tahun 2024, Jepang menjadi negara tujuan utama ekspor tanaman tahunan lainnya dengan pangsa sebesar 91,54% atau senilai US$502,6 juta. Angka ini merupakan hasil penurunan 8,93% dari tahun 2023. Namun, nilai ekspor tanaman tahunan lainnya ke Jepang jauh melampaui nilai ekspor komoditas yang sama ke negara lain, seperti Thailand, Singapura, India, dan Malaysia. Dominasi angka ini menunjukkan tingginya permintaan pasar Jepang terhadap komoditas tanaman tahunan lainnya dari Indonesia, seperti cangkang kernel kelapa sawit.
Posisi kedua ditempati oleh Thailand dengan nilai ekspor sebesar US$20,2 juta pada 2024. Nilai ini menurun sebesar 22,01% dari tahun sebelumnya. Di urutan ketiga terdapat Singapura yang mengalami peningkatan sebesar 50,59% menjadi US$11,5 juta.
India dan Malaysia menyusul dengan sama-sama menunjukkan nilai ekspor yang lebih rendah. Nilai ekspor ke India tercatat sebesar US$8,2 juta, meningkat sebesar 108,37% dari tahun sebelumnya. Sementara itu, nilai ekspor Malaysia menyentuh angka US$2,4 juta dengan peningkatan 31,64%.
Secara total, nilai ekspor ini menunjukkan bahwa meskipun terjadi penurunan pangsa pasar secara signifikan pada kelompok tanaman tahunan lainnya di tahun 2024, komoditas ini masih memiliki kontribusi penting bagi sektor pertanian Indonesia. Strategi peningkatan daya saing produk dan penguatan kualitas menjadi kunci untuk menjaga stabilitas kontribusi komoditas ini terhadap total ekspor pertanian nasional.
Baca Juga: Simak Nilai Ekspor Komoditas Hortikultura Indonesia 2023
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/publication/2025/08/07/60d9e9fbe50bcd95323977ba/analisis-komoditas-ekspor--2020-2024--sektor-pertanian--industri--dan-pertambangan.html
