Kemudahan transaksi digital membuat layanan paylater semakin populer di Indonesia. Fitur ini memungkinkan pengguna membeli barang atau membayar layanan terlebih dahulu, kemudian melunasinya dalam jangka waktu tertentu. Fleksibilitas semacam ini rupanya banyak diminati terutama oleh generasi muda yang ingin mengatur arus kas pribadi tanpa harus bergantung pada kartu kredit.
Berdasarkan hasil survei Populix pada September 2023 terhadap 1.017 responden, sebanyak 55% responden mengaku pernah menggunakan layanan paylater, sedangkan 45% lainnya belum pernah mencobanya.
Kelompok Milenial menjadi pengguna paling dominan dengan tingkat penggunaan mencapai 63%, begitu pula kelompok berpendapatan menengah ke atas (59%) dan responden yang berdomisili di Pulau Jawa (57%). Temuan ini memperlihatkan bahwa layanan keuangan digital semakin diterima lintas segmen sosial, terutama di wilayah dengan tingkat adopsi teknologi yang lebih tinggi.
Motif penggunaan paylater pun beragam, mulai dari membeli paket data internet, membayar tagihan listrik, hingga memenuhi kebutuhan gaya hidup seperti belanja produk fesyen. Menariknya, paylater tidak hanya dimanfaatkan untuk pengeluaran besar, tetapi juga untuk kebutuhan harian bernilai kecil yang dilakukan secara rutin.
Tren ini menunjukkan peningkatan dibanding tahun-tahun awal kemunculan layanan paylater di Indonesia, menandakan kepercayaan masyarakat terhadap sistem kredit digital semakin menguat seiring berkembangnya ekosistem keuangan digital nasional.
Meski begitu, kemudahan akses ini tetap memerlukan sikap bijak dari penggunanya. Tanpa perencanaan yang matang, paylater bisa mendorong perilaku konsumtif yang tidak sesuai kemampuan finansial. Namun jika digunakan secara terukur, layanan ini justru bisa menjadi alat bantu keuangan yang efisien bagi masyarakat modern yang ingin menjaga arus kas tetap lancar.
Baca Juga: 10 Alasan Publik Indonesia Pilih Layanan Fintech pada 2025
Sumber:
https://info.populix.co/articles/layanan-paylater/