Pada Februari 2024, terdapat 23.716 pekerja migran Indonesia yang telah ditempatkan di beberapa negara. Hong Kong berada di posisi teratas, dengan 32,64% pekerja migran yang ditempatkan di sana.
Meskipun demikian, jumlah pekerja migran di Hong Kong mengalami penurunan 7,13% jika dibandingkan dengan jumlah pada Januari 2024. Peningkatan justru terjadi di Korea Selatan dan Jepang.
Dalam laporan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BPMI) Periode Januari - Februari 2024, terlihat penurunan year-on-year jumlah penempatan pekerja migran secara keseluruhan.
Februari 2023 mengalami peningkatan jumlah penempatan pekerja migran mencapai 338,03%. Setahun sebelumnya, jumlah penempatan hanya 5.659, kemudian meningkat menjadi 24.788 penempatan.
Sementara itu, secara keseluruhan pekerja migran perempuan hampir dua kali lebih banyak dari laki-laki. Sebanyak 15.116 pekerja migran perempuan diberangkatkan pada Februari 2024. Jumlah pekerja migran laki-laki hanya 36,36% dari total proporsi, yaitu 8.600 pekerja.
Pekerja migran paling banyak berperan sebagai pekerja rumah tangga, pengasuh atau caregiver, pekerja kebun, pekerja, dan pekerja konstruksi. Pekerja rumah tangga mengisi 32,70% diantaranya.
Penurunan cukup tinggi terjadi pada peran caregiver. Dibandingkan Januari 2023, jumlahnya menurun 31,66% menjadi 3.732 pekerja. Di samping itu, pekerja konstruksi meningkat 1,31% dan memiliki 930 pekerja.
Jawa Timur menjadi provinsi yang paling banyak menyumbang jumlah pekerja migran pada Januari-Februari 2024. Dari lima provinsi dengan pekerja migran terbanyak, semuanya mengalami penurunan jumlah secara month-to-month.
Jawa Timur memimpin dengan 6.180 pekerja, kemudian disusul Jawa Tengah dengan 5.310 pekerja. Selanjutnya diisi Jawa Barat dengan 4.529 pekerja, Nusa Tenggara Barat 3.014 pekerja, dan Lampung 1.959 pekerja. Hampir semuanya mengalami penurunan lebih dari 10%, kecuali Nusa Tenggara Barat.