Yayasan Pelopor Pilihan Tujuhbelas (PP17) merilis hasil survei terbaru pada 4 Juni 2025 yang dimuat dalam Laporan National Kawula Survei Q2 2025, berisi prioritas isu yang sebaiknya segera diselesaikan oleh pemerintah. Dalam survei tersebut, isu lingkungan berada di posisi 10 besar topik yang paling dianggap penting oleh masyarakat Indonesia dengan persentase 13%.
Dari total 417 responden, masalah inefisiensi pengelolaan sampah menempati posisi teratas di isu lingkungan dengan persentase 42%. Meskipun mengalami penurunan signifikan sebesar 15% dibandingkan Kuartal I 2025 (57%), pengelolaan sampah tetap menjadi prioritas utama masyarakat.
Mayoritas responden yang menganggap masalah ini harus segera diselesaikan adalah masyarakat yang mendiami Pulau Sumatra (49%) dan Jawa (48%). Temuan ini menunjukkan bahwa permasalahan pengelolaan sampah bersentuhan langsung dengan keseharian masyarakat, terutama di daerah perkotaan yang menghadapi permasalahan volume sampah tinggi, keterbatasan pengolahan, hingga tata kelola yang belum optimal.
Banjir menjadi isu lingkungan kedua yang paling banyak disorot, dengan 41% responden menyatakan bahwa persoalan ini menjadi prioritas utama. Sama seperti pengelolaan sampah, isu banjir juga mengalami penurunan 17% dari kuartal sebelumnya. Masalah banjir paling banyak menjadi perhatian kelompok usia 25-34 tahun (51%), masyarakat di Jawa (49%), serta perempuan (48%). Penurunan ini kemungkinan disebabkan oleh faktor musiman atau keberhasilan penanganan sementara, namun secara umum banjir tetap menjadi ancaman tahunan di banyak wilayah Indonesia.
Selain dua isu utama tersebut, beberapa masalah lingkungan lain juga muncul dalam radar perhatian publik, seperti kurangnya ruang terbuka hijau (RTH) (27%), pencemaran air dan udara (27%), alih fungsi gunung untuk wisata (25%), pembukaan hutan untuk sawit (19%), serta perampasan hutan adat (18%).
Dikutip dari Mongabay, berdasarkan catatan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), hingga kini sekitar 28 juta hektar wilayah adat tumpang tindih dengan hutan negara. Apabila proyek pangan dan energi tumpang tindih dengan wilayah adat, maka akan terjadi perampasan tanah adat secara otomatis. Banyaknya kasus perampasan hutan adat menjadi perhatian khusus masyarakat, khususnya bagi responden survei yang merupakan lulusan perguruan tinggi (28%).
Masalah gelombang panas ekstrim, monopoli SDA, ketergantungan energi fosil, kebakaran hutan, serta kekeringan juga menjadi masalah serius menurut segelintir masyarakat dengan persentase antara 10%-15%. Terdapat juga 6% responden yang menyatakan tidak tahu atau menahu mengenai masalah lingkungan.
Hasil survei ini menjadi gambaran penting bagi para pengambil kebijakan bahwa isu-isu lingkungan masih menjadi persoalan besar di mata masyarakat, meski prioritasnya dapat bergeser dari waktu ke waktu. Penanganan serius di sektor pengelolaan sampah, pengendalian banjir, serta pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan perlu menjadi fokus utama di Indonesia.
Baca Juga: Nasional Sampah Masih Menjadi Masalah Utama dalam Pencemaran Lingkungan