Menuju hari pencoblosan di tanggal 5 November mendatang, warga Amerika Serikat (AS) semakin mempersiapkan diri untuk menentukan pilihan calon presidennya. Beberapa tahapan kampanye seperti debat Calon Presiden AS sudah terlaksana dan banyak masyarakat AS bahkan dunia yang menyoroti debat tersebut.
Debat tersebut membahas beberapa isu seperti aborsi, kebijakan luar negeri, lingkungan, ekonomi, dan masih banyak lagi. Kedua calon presiden yaitu Kamala Harris dan Donald Trump kerap memberikan serangan kepada satu sama lain.
Contohnya, Kamala Harris memberikan kritikan kepada Donald Trump terkait kebijakannya yang sering kali memberikan potongan pajak kepada masyarakat kelas atas.
Trump kemudian memberikan kritik balik terhadap inflasi dan permasalahan imigrasi yang mengancam kesejahteraan pekerja AS selama pemerintahan Harris.
Lebih lanjut, banyak lembaga di AS yang kemudian melakukan survei untuk melihat elektabilitas kedua calon pasca debat pertama. Data For Progress melakukan survei kepada 1.283 responden untuk melihat elektabilitas kedua Calon Presiden AS.
Menurut survei tersebut, Kamala Harris mendapatkan 686 suara atau sebanyak 53,5% responden. Sementara itu, Donald Trump berada di bawah Kamala Harris dengan jumlah 557 suara atau sebanyak 43,4% responden.
Survei ini juga mengungkapkan bahwa masih terdapat 40 responden yang belum menentukan pilihannya. Hasil survei masih bisa berubah ke depannya, mengingat jarak perolehan suara kedua calon tidak begitu jauh. Baik Trump maupun Harris masih harus menyiapkan strategi terbaiknya untuk merebut suara pada 5 November mendatang.
Baca Juga: Masyarakat AS Merasa Kamala Harris Menangkan Debat Melawan Trump