Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan banjir menjadi bencana yang paling sering terjadi di Indonesia per Juni 2025, dengan jumlah kejadian berturut-turut sebanyak 63 kali dan 60 kali.
Data ini dipaparkan melalui Bidang Pusat Pengelolaan Data dan Sistem Informasi (PDSI) Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (Pusdatinkom) dalam laporan bulanan yang dirilis pada 16 Juli 2025, yaitu Buletin Info Bencana Juni 2025.
Riau menjadi provinsi dengan kejadian bencana karhutla terbanyak sekaligus satu-satunya provinsi yang hanya mengalami bencana karhutla selama bulan tersebut, dengan total sebanyak 23 kejadian.
Adapun Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru resmi menetapkan status siaga darurat untuk bencana karhutla sejak Kamis (15/5/2025). Keputusan ini berlaku hingga 30 November mendatang sesuai dengan Surat Keputusan Wali Kota Pekanbaru Nomor 492 Tahun 2025.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekanbaru, Zarman Candra mengungkapkan bahwa penetapan status siaga ini dilakukan sebagai langkah antisipasi menghadapi musim kemarau dan potensi meningkatnya kebakaran lahan.
Sementara itu, Jawa Barat, Sulawesi Tengah, dan Banten menjadi provinsi dengan jumlah kejadian bencana banjir tertinggi, yaitu dengan total masing-masing sebanyak 6 kejadian.
Cuaca ekstrem berada di urutan ketiga sebagai bencana yang paling sering terjadi pada periode Juni 2025, dengan total kejadian sebesar 41 kali, disusul tanah longsor dengan 12 kejadian. Posisi berikutnya ditempati oleh bencana kekeringan dengan jumlah peristiwa sebanyak 4 kejadian.
Sedangkan, gempa bumi serta gelombang pasang dan abrasi masing-masing berjumlah 1 peristiwa, menjadikan kedua bencana ini sebagai bencana yang paling jarang terjadi pada periode Juni 2025.
Dengan ini, total keseluruhan kejadian bencana yang telah terjadi pada periode Juni 2025 berjumlah 182 peristiwa.
Dalam menghadapi tantangan kebencanaan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendorong seluruh elemen bangsa memperkuat aksi dini dalam menghadapi risiko bencana dan iklim sebagai langkah strategis menuju Indonesia Emas 2045.
“Bencana memang makin sering terjadi. Namun, jika kita melihat keseluruhan waktu kehidupan, peristiwa tersebut hanya terjadi pada nol-koma-sekian persen saja. Sementara di 99% sisa waktu yang ada, kita justru menerima karunia alam yang luar biasa. Maka, kesempatan untuk membangun tetap terbuka luas,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam peringatan Hari Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Nasional (HMKGN) ke-78, Senin (21/7/2025).
Baca Juga: 10 Kabupaten/Kota yang Sering Dilanda Banjir 2024, Tak Ada Jakarta
Sumber:
https://www.bnpb.go.id/informasi-bencana/buletin-info-bencana-juni-2025
https://mediacenter.riau.go.id/read/91912/pekanbaru-siaga-darurat-karhutla-warga-dimint.html
https://www.bmkg.go.id/siaran-pers/bmkg-terus-lakukan-inovasi-sistem-peringatan-dini-hadapi-risiko-iklim-dan-bencana-menuju-indonesia-emas-2045