Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dalam pidato pertamanya, menyampaikan beberapa pendapat tentang salah satu komitmen pemerintah untuk bisa mencapai swasembada pangan dan energi.
“Kalau terjadi hal yang tidak kita inginkan, sulit akan kita dapat sumber energi dari negara lain. Oleh karena itu, kita harus swasembada energi dan kita mampu untuk swasembada energi,” ucap Prabowo mengutip Setneg.
Salah satu hal yang dapat memaksimalkan potensi sumber daya alam Indonesia adalah dengan memanfaatkan kelapa sawit. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) telah mengeluarkan Laporan Performa Industri Kelapa Sawit 2023. Melalui laporan tersebut, GAPKI menunjukkan konsumsi minyak sawit yang dimanfaatkan untuk kebutuhan lokal sebagai bahan baku pangan, oleokimia, biodiesel, dan kebutuhan ekspor.
Konsumsi minyak sawit melalui CPO sebagai bahan biodiesel untuk kebutuhan lokal semakin meroket sejak 2021 dengan total 7,3 juta ton, naik menjadi 9,05 juta ton pada 2022, dan mencapai lebih dari 10 juta ton pada tahun 2023.
Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) memproyeksikan alokasi CPO untuk biodiesel pada 2024 akan mencapai 12 juta ton. Apabila target 2024 tercapai, maka nilai konsumsi sebagai biodiesel mengalami kenaikan mencapai 12,71%, berbanding terbalik dengan nilai konsumsi CPO sebagai bahan oleokimia yang stagnan berkisar di angka 2 juta ton. Bahkan proyeksi BPDPKS menyebutkan bahwa alokasi untuk oleokimia hanya mencapai 1,3 juta ton.
Komitmen pemanfaatan kelapa sawit sebagai bahan Energi Baru Terbarukan (EBT) sudah digalakkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melalui penelitian dan pengembangan bahan bakar nabati (biodiesel) berbasis minyak sawit.
“Tahun ini sudah mulai masuk ke biodiesel B35. Insyaallah tahun depan (2025) B40 sudah bisa jalan, sudah ada kesepakatan," ujar Menteri ESDM Arifin Tasrif mengutip laman Kementerian ESDM.
Baca Juga: Perkembangan Ekspor Minyak Kelapa Sawit Indonesia 10 Tahun Terakhir