Tampaknya budaya swamedikasi, yaitu praktik mengobati diri sendiri tanpa berkonsultasi dengan tenaga medis, kian diterapkan masyarakat Indonesia, terutama bagi para ibu. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 64,61% ibu Indonesia tidak menjalani rawat jalan dalam sebulan terakhir dan memilih untuk mengobati diri sendiri sebagai alasan utamanya pada tahun 2024.
Sementara itu, 33,03% ibu merasa tidak perlu berobat meski mengalami keluhan kesehatan. Artinya, hampir seluruh ibu di Indonesia memilih untuk tidak berobat dan merasa cukup dengan penanganan ringan di rumah atau menganggap penyakitnya belum serius.
Adapun terdapat alasan lain yang dipilih oleh sebagian kecil responden sebagai sebab tidak mau berobat ketika sakit, yaitu waktu tunggu pelayanan yang lama (0,47%), tidak punya biaya berobat yang cenderung mahal (0,34%), tidak ada yang mendampingi (0,1%), terkendala ongkos (0,08%), serta tidak adanya transportasi (0,03%).
Pemilihan alasan ini banyak ditemukan di daerah perdesaan yang cenderung memiliki akses yang lebih terbatas dalam mendapatkan fasilitas kesehatan. Sedangkan, sebanyak 1,35% ibu memilih alasan lainnya yang tidak disebutkan dalam daftar.
Meskipun perilaku swamedikasi menunjukkan tingkat kemandirian dalam menjaga dan mengupayakan kesehatan, namun praktik ini juga mengindikasikan adanya potensi risiko penanganan yang kurang tepat jika penyakit berat ditangani tanpa arahan tenaga medis.
Oleh karena itu, swamedikasi hanya boleh dilakukan untuk kondisi penyakit yang ringan, umum, dan tidak akut. Kenali gejala dan tanda bahaya yang dapat diobati secara mandiri dengan obat bebas dan bebas terbatas. Selain itu, gunakan obat sesuai dengan indikasi, dosis, dan cara yang tertera pada petunjuk penggunaan obat yang biasanya tertera pada kemasan atau brosur obat.
Berbagai gejala ringan seperti pusing, sakit kepala, demam, batuk, gejala flu, dan diare, dapat dilakukan swamedikasi sebagai penanganan awal. Namun bila gejala tidak membaik atau sembuh dalam waktu tiga hari, segera kunjungi dokter untuk mendapat penanganan yang lebih baik.
Masyarakat diharapkan dapat menyadari kelebihan dan kekurangan dari pengobatan yang dilakukan serta mempertimbangkan manfaat dan risikonya sehingga dapat melakukan penilaian terhadap perlu atau tidaknya melaksanakan swamedikasi.
Baca Juga: 77% Publik Puas dengan Pelayanan BPJS Kesehatan
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/publication/2024/12/31/a919c55a72b74e33d011b0dc/profil-kesehatan-ibu-dan-anak-2024.html
https://puskesmaskebumentiga.kebumenkab.go.id/index.php/web/post/31/cara-bijak-melakukan-pengobatan-sendiri-swamedikasi