Pekerja yang Mahir AI Berpeluang Dapat Bonus Gaji Hingga 47%

Pemberi kerja mengaku bersedia memberi bonus gaji hingga 47% bagi pekerja yang mahir menggunakan AI dan berkontribusi besar meningkatkan produktivitas bisnis.

Persentase Bonus Gaji yang Diberikan Pada Pekerja yang Menguasai AI Berdasarkan Divisi

Sumber: Amazon Web Services (AWS)
GoodStats

Kehadiran kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) telah membawa perubahan yang signifikan, terutama dalam transformasi dunia kerja. Penerapan teknologi AI tidak hanya membantu perusahaan dalam mengelola operasional bisnis dengan lebih efisien, tetapi juga memungkinkan optimalisasi proses yang sebelumnya memakan waktu dan sumber daya.

Melihat besarnya potensi AI bagi kesuksesan perusahaan, Access Partnership bekerja sama dengan Amazon Web Services (AWS), melakukan survei terhadap 3.297 karyawan dan 1.340 pemberi kerja di berbagai industri di Amerika Serikat. Survei ini bertujuan untuk mengeksplorasi tren penggunaan AI dan keterampilan apa yang dibutuhkan pekerja agar dapat bersaing di masa depan.

Hasil survei menunjukkan bahwa pemberi kerja percaya AI dapat meningkatkan produktivitas perusahaan hingga 47% jika diterapkan secara penuh, sementara para karyawan mengaku AI membantu mereka menuntaskan pekerjaan 41% lebih efisien. AI dianggap mampu mendorong inovasi dan kreativitas, meningkatkan workflow dan hasil, serta mengotomatisasi tugas-tugas rutin.

Alih-alih merasa terancam, sebanyak 84% karyawan justru percaya AI memberi dampak positif bagi karier mereka. Jadi, tidak mengherankan apabila 79% karyawan mengaku tertarik mempelajari AI. Motivasi terbesarnya adalah untuk meningkatkan efisiensi kerja (51%), memperoleh gaji yang lebih tinggi (44%), dan mempercepat kemajuan karier (42%). Antusiasme tersebut dirasakan oleh karyawan di berbagai generasi, mulai dari Z hingga baby boomer.

Di lain sisi, pemberi kerja juga yakin karyawan yang mahir mendayagunakan AI mempunyai andil besar dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas pekerjaan. Oleh karena itulah, pemberi kerja bersedia memberi penghargaan berupa gaji tambahan.

Bonus gaji tersebut berlaku bagi pekerja di berbagai divisi, tetapi besarannya bervariasi. Bonus gaji yang paling tinggi diberikan untuk pekerja IT yang mahir menggunakan AI, besarannya mencapai 47%.

Sementara itu, divisi pemasaran & penjualan memperoleh bonus gaji sebesar 38%; operasi bisnis dan keuangan sebesar 37%; legal, regulatory, & compliance sebesar 31%; serta sumber daya manusia (SDM) sebesar 30%.

Meskipun demikian, transisi pengadopsian AI yang terbilang cepat di tengah pasar kerja tidak sejalan dengan peningkatan kompetensi pekerja terhadap AI. Alhasil, sebanyak 75% pemberi kerja mengaku kesulitan mencari kandidat dengan keahlian AI yang memadai dan sesuai persyaratan.

Menurut mereka, tiga keterampilan terpenting yang mesti dimiliki agar dapat memaksimalkan penggunaan AI adalah berpikir kritis atau pemecahan masalah, berpikir kreatif, dan teknis (misalnya coding).

Survei ini setidaknya memberikan gambaran bagi pekerja mengenai betapa pentingnya penguasaan terhadap AI di masa mendatang. Bukannya menjadi hambatan, AI justru membuka pintu peluang bagi pekerja untuk dapat membangun karier yang jauh lebih mapan dan bermakna.

Baca Juga: Mayoritas Konsumen Indonesia Antusias dengan Keberadaan AI

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook