Kalau bicara soal internet, ternyata Indonesia belum bisa jumawa di antara negara-negara tetangga di Asia Tenggara.
Data per April 2025 dari We Are Social dan Meltwater menunjukkan bahwa 78,3% penduduk Indonesia sudah menggunakan internet. Angkanya memang sudah lebih tinggi dari rata-rata global yang ada di kisaran 68,7%, tapi masih jadi yang paling rendah di ASEAN.
Jika dibandingkan dengan Malaysia, negara tetangga yang justru memimpin dengan tingkat penetrasi internet mencapai 97,7%. Hampir seluruh penduduknya, yang jumlahnya sekitar 36 juta jiwa menurut World Population Review, sudah terhubung online. Di urutan selanjutnya ada Singapura dengan 96,6%, lalu Thailand 94,3%, Filipina 83,8%, dan Vietnam 80,7%.
Indonesia, dengan jumlah penduduk yang jauh lebih besar yaitu 286 juta jiwa, memang punya tantangan yang berbeda. Tapi tetap saja, secara persentase, kita masih berada di posisi bawah dibanding negara ASEAN lainnya dalam hal adopsi internet.
Kalau dihitung-hitung, sekitar 224 juta penduduk Indonesia sudah terkoneksi internet. Jumlah ini besar secara absolut, tapi secara persentase masih tertinggal. Sementara Malaysia, dengan 97,7% dari 36 juta penduduknya, berarti sekitar 35 juta orang sudah online. Singapura lebih kecil lagi, tapi hampir semua dari 6 juta penduduknya sudah terhubung ke dunia maya.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyinggung soal penghambat penetrasi internet di Indonesia. Seperti regulasi daerah, kabel yang semakin semrawut, hingga tingginya biaya operasional di beberapa daerah.
“Pertama, regulasi daerah yang berbeda-beda. Itu menghambat. Kedua, masalah penataan kabel, makin lama makin semrawut. Tanpa insentif, sulit bagi penyedia layanan untuk membangun infrastruktur di wilayah non-produktif dan daerah 3T (terpencil, tertinggal, dan terluar),” ujar Ketua Umum APJII, Muhammad Arif dalam acara The 6th Indonesia Internet Expo & Summit (IIXS) di Jakarta, Senin (12/8/2024).
Dengan kondisi tersebut, tak heran jika perlu upaya ekstra untuk memperluas jangkauan internet di Indonesia. Terutama agar konektivitas tak hanya dinikmati di kota besar, tapi juga sampai ke pelosok.
Baca Juga: Tingkat Penetrasi Internet di Indonesia Konsisten Meningkat