Masalah gizi buruk pada anak perlu ditangani dengan serius karena dapat mengakibatkan kematian pada buah hati. Di Indonesia, angka kasus gizi buruk pada anak termasuk salah satu yang tertinggi secara global.
Saat gizi anak tidak optimal, ada 2 kondisi yang kemungkinan akan mereka alami, yakni stunting dan wasting. Risiko kematian meningkat 12 kali jika seorang anak mengalami keduanya.
Seorang anak disebut stunting jika tinggi badan tidak sesuai dengan usia mereka. Tinggi badan yang lebih rendah dari seharusnya berakibat pada gangguan fisik dan kognitif.
Sementara itu, kondisi wasting dialami anak jika berat badan terlalu rendah untuk tinggi badan mereka, sehingga anak terlihat terlalu kurus karena ketidaksesuaian berat dengan tinggi badan. Tercatat bahwa kondisi ini dialami oleh 1 dari 12 anak berumur kurang dari 5 tahun.
Meski angka balita stunting di tanah air terus mengalami penurunan, kasus balita wasting justru mengalami peningkatan pada 2022 silam. Data terbaru yang diterbitkan UNICEF Indonesia menunjukkan peningkatan tersebut.
Pada 2018, terdapat 10,2% balita wasting di Indonesia. Dibandingkan tahun-tahun yang akan datang, angka inilah yang tertinggi. Selanjutnya, Indonesia mencatat 7,4% kasus balita wasting pada 2019. Penurunan sebanyak 2,8% terjadi dibandingkan 2018.
Akibat adanya pandemi Covid-19, tidak ada catatan mengenai persentase balita wasting pada 2020 silam. Pencatatan kembali dilakukan pada 2021 dan RI mencatat 7,1% kasus wasting pada balita. Dibandingkan dengan tahun 2019, terjadi sedikit penurunan sebesar 0,3%.
Terakhir, pada 2022 terhitung ada 7,7% balita wasting di tanah air. Bukannya menurun, kasus wasting justru meningkat sebanyak 0,6%.
Menurut Siti Nadia Tarmizi selaku Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes dalam laporan Media Indonesia, peningkatan terjadi karena berbagai faktor, sebut saja menurunnya pendapatan keluarga dan hilangnya pekerjaan.
Pada 2024, target angka balita wasting di Indonesia adalah 7%. Angka tersebut masih jauh dari standar yang ditetapkan secara internasional (5%).
Baca juga: Terus Turun, Simak Angka Terkini Stunting Balita Indonesia