Melansir data publikasi Long Form Sensus Penduduk (SP) 2020 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), diketahui bahwa penggunaan bahasa daerah kepada tetangga dan kerabat kian menurun pada generasi muda. BPS menggunakan klasifikasi William H. Frey untuk mengetahui tingkat penggunaannya di tiap generasi.
Dalam data tersebut, terlihat bahwa penggunaan bahasa daerah paling sedikit digunakan oleh generasi post gen z atau individu yang lahir pada 2013 keatas, angkanya hanya mencapai 61,7% saja. Tak jauh berbeda dengan gen z yang lahir pada tahun 1997-2012, mereka menggunakan bahasa daerah sebanyak 69,9%.
Persentase penggunaan bahasa daerah semakin tinggi pada masyarakat yang lahir pada generasi terdahulu. Terbukti pada data BPS, generasi Milenial dengan rentang kelahiran 1981-1996 memiliki tingkat penggunaan bahasa daerah sebesar 72,26%. Begitu pula dengan Generasi X atau yang lahir pada 1965-1980, penggunaan bahasa daerahnya capai 75,24%.
Berbeda dengan generasi-generasi di bawahnya, hanya dua generasi tertua yang penggunaan bahasa daerahnya berkisar di persentase 80%-an, yakni generasi Boomer kelahiran 1946-1964 sebanyak 80,32% dan generasi Pre-Boomer sebesar 85,24%.