Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang anggarannya mencapai Rp71 triliun pada tahun 2025 sering kali dipertanyakan efektivitas implementasi dan dampaknya. Pasalnya, program MBG ini menuai kontroversi akibat banyaknya kasus anak sekolah yang mengalami keracunan makanan, karyawan dapur MBG yang tidak diupah dengan layak, hingga ompreng MBG yang diklaim tidak halal.
Pada akhir tahun 2024, Center of Economic and Law Studies (CELIOS) melakukan penelitian yang mengadopsi pendekatan kuantitatif yang melibatkan 1.858 responden dari seluruh provinsi di Indonesia untuk memahami persepsi publik terhadap program MBG. Survei ini melibatkan responden dari berbagai daerah yang mencakup wilayah perdesaan, pinggiran kota, dan perkotaan, memastikan bahwa pandangan dari seluruh lapisan masyarakat terwakili dengan baik.
Berdasarkan hasil survei, tersebut ditemukan bahwa dukungan terhadap program makan bergizi gratis sangat besar, dengan 64,34% responden menyatakan sangat mendukung dan 16,95% mendukung.
Jika dianalisis berdasarkan jenjang pendidikan responden, responden dengan tingkat pendidikan terakhir SD atau tidak bersekolah menyatakan dukungan yang paling besar terhadap program ini. Sebanyak 33% responden dengan pendidikan SD atau tidak bersekolah sangat mendukung program ini, sedangkan 1% bersikap netral.
Sementara itu, 12% responden dengan pendidikan terakhir di jenjang SMP mendukung program MBG, 9% responden sangat mendukung, dan 1% responden bersikap netral. Bagi responden dengan pendidikan terakhir di jenjang SMA/SMK, 4% responden mendukung MBG, 16% sangat mendukung MBG, dan 13% netral. Sebanyak 2% responden dengan pendidikan terakhir D1 hingga D4 cenderung netral terhadap MBG.
Terakhir, responden dengan pendidikan terakhir di jenjang S1 hingga S3 menjadi yang paling sedikit mendukung MBG. Hanya 1% responden yang mendukung, 6% yang sangat mendukung MBG, serta 2% yang bersikap netral.
Dari persepsi responden ini, dapat dipahami bahwa responden dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah cenderung lebih banyak mendukung MBG untuk menangani masalah nutrisi. Sebaliknya, responden dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung lebih netral bahkan mengkritisi MBG.
Baca Juga: Benarkah 44% Anggaran Pendidikan 2026 Digunakan Untuk MBG?
Sumber:
https://celios.co.id/wp-content/uploads/2024/12/CELIOS-Laporan-MBG.pdf#page=12.38