Sebagai bagian dari upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi hingga 8%, Presiden Prabowo berkomitmen memperluas hilirisasi industri dari berbagai komoditas. Program ini diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah secara signifikan pada sektor industri manufaktur, yang berdampak positif pada perekonomian nasional.
Setiap tahunnya, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka Produk Domestik Bruto (PDB) sebagai indikator pertumbuhan ekonomi. PDB mencerminkan nilai tambah aktivitas ekonomi, termasuk kontribusi sektor industri manufaktur.
Grafik di atas menunjukkan tren penurunan kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB Indonesia selama satu dekade terakhir. Pada tahun 2014, sektor ini menyumbang 21,65% terhadap PDB.
Namun, kontribusinya terus menurun hingga mencapai 20,39% pada tahun 2023. Penurunan terbesar terjadi pada tahun 2019, ketika kontribusi sektor manufaktur turun sebesar 0,25 poin persentase.
Penurunan ini berlangsung secara gradual namun konsisten, yang mengindikasikan adanya tantangan internal maupun eksternal yang memengaruhi kinerja sektor manufaktur.
Di sisi lain, penurunan kontribusi manufaktur juga dapat mencerminkan proses diversifikasi ekonomi. Sektor-sektor lain, seperti konstruksi, pertanian, atau pariwisata, mungkin mengalami pertumbuhan yang lebih pesat, sehingga mengurangi ketergantungan ekonomi pada manufaktur.
Namun, penurunan kontribusi manufaktur perlu diantisipasi dengan hati-hati. Sebagai salah satu penyumbang utama lapangan kerja, pelemahan sektor ini dapat meningkatkan angka pengangguran.
Selain itu, produk manufaktur sering menjadi input penting bagi sektor lain. Penurunan kontribusi manufaktur dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dan berpotensi meningkatkan ketergantungan pada impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Tren penurunan kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB Indonesia dalam satu dekade terakhir adalah fenomena yang kompleks dan dipengaruhi berbagai faktor. Meskipun terdapat potensi manfaat dari diversifikasi ekonomi, penurunan sektor manufaktur tetap memerlukan perhatian serius.
Untuk mencapai visi hilirisasi industri yang dicanangkan, kabinet milik Prabowo perlu mengatasi tantangan produktivitas sektor ini agar dapat berkontribusi lebih besar pada pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
Baca Juga: Pertumbuhan PDB Indonesia Stagnan, Tanda Deindustrialisasi Semakin Dekat?