Tembaga merupakan salah satu logam yang banyak digunakan di berbagai perangkat elektronik karena konduktivitasnya yang sangat baik dalam menghantarkan panas dan listrik. Tidak hanya untuk perangkat elektronik saja, tembaga juga digunakan di berbagai industri lainnya seperti, perpipaan, konstruksi, permesinan, hingga industri aviasi atau pesawat terbang.
Dengan perkembangan teknologi yang terus berkembang, tentunya kebutuhan tembaga dunia akan terus meningkat. Indonesia dalam hal cadangan produksi dan cadangan tembaga merupakan salah satu yang terbesar di dunia.
Pada tahun 2024, cadangan tembaga Indonesia berada di peringkat sepuluh dunia, mencapai 21 juta metrik ton. Sementara, untuk produksi bijih tembaga, Indonesia berada di peringkat keenam dengan estimasi produksi mencapai 1,1 juta metrik ton, setara dengan produksi Amerika Serikat yang juga memiliki estimasi produksi sebesar 1,1 juta metrik ton.
Namun dalam hal pemurnian atau fasilitas smelter, Indonesia masih tertinggal dari beberapa negara produsen bijih tembaga lainnya. Sebagai salah satu negara dengan produksi dan cadangan tembaga terbesar di dunia, kapasitas smelter tembaga Indonesia pada tahun 2024 hanya sebesar 350 ribu metrik ton. Kapasitas tersebut bahkan masih tertinggal dari negara-negara yang tidak mempunyai cadangan tembaga seperti Jepang, Jerman, dan Korea Selatan.
Dalam hal produksi bijih mentah, Chili menjadi jawara dengan produksi pada tahun 2024 sebesar 5,3 juta metrik ton, disusul dengan Republik Demokratik Kongo dan Peru dengan estimasi produksi bijih tembaga masing-masing sebesar 3,3 dan 2,6 juta metrik ton. Dalam hal kapasitas smelter tembaga China memiliki kapasitas paling besar di dunia dengan total kapasitas mencapai 12 juta metrik ton, jauh di atas negara-negara produsen tembaga lainnya.
Meskipun Republik Demokratik Kongo dan Chili merajai produksi bijih tembaga, kapasitas smelter yang dimiliki masih jauh dari kata optimal sama seperti Indonesia. Kapasitas smelter Republik Demokratik Kongo hanya sebesar 2,5 juta metrik ton, sementara untuk Chili hanya sebesar 1,9 juta metrik ton.
Baca Juga: Daerah Penghasil Tembaga Terbesar di Dunia, Ada di Indonesia?
Sumber:
https://pubs.usgs.gov/publication/mcs2025