Rasio Jenis Kelamin di 5 Negara dengan Jumlah Penduduk Terbesar, Indonesia Relatif Seimbang

Indonesia memiliki rasio jenis kelamin mendekati rata-rata dunia, yaitu sekitar 101 laki-laki per 100 perempuan, mencerminkan keseimbangan gender relatif stabil.

Rasio Jenis Kelamin di 5 Negara dengan Jumlah Penduduk Terbesar, 2024

Sumber: Badan Pusat Statsitik (BPS)
GoodStats

Rasio jenis kelamin menjadi salah satu indikator penting dalam analisis demografi yang mencerminkan keseimbangan jumlah laki-laki dan perempuan dalam suatu populasi. Pada tahun 2024, data menunjukkan rasio jenis kelamin penduduk dunia adalah 101,0. Hal ini berarti terdapat 101 penduduk laki-laki untuk setiap 100 perempuan, menggambarkan jumlah laki-laki sedikit lebih banyak secara global.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan variasi signifikan dalam rasio jenis kelamin, khususnya pada negara dengan populasi terbesar di dunia. India mencatat rasio tertinggi, yaitu 106,5 laki-laki per 100 perempuan. Rasio ini mencerminkan tren sosial dan budaya tertentu, termasuk preferensi tradisional terhadap anak laki-laki. Di China, rasio jenis kelamin mencapai 104,0, yang juga dipengaruhi oleh kebijakan keluarga sebelumnya serta preferensi gender tertentu.

Berbeda dengan India dan China, Amerika Serikat memiliki rasio jenis kelamin sebesar 98,0. Hal ini berarti jumlah perempuan di negara tersebut lebih banyak dibandingkan laki-laki. Faktor seperti tingkat harapan hidup yang lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki-laki serta pola migrasi dapat memengaruhi angka ini.

Sementara itu, Indonesia dan Pakistan memiliki rasio jenis kelamin mendekati rata-rata dunia, yaitu sekitar 101 laki-laki per 100 perempuan. Rasio ini mencerminkan keseimbangan gender yang relatif stabil yang dapat menjadi keuntungan dalam mendukung struktur sosial dan ekonomi yang inklusif.

Rasio jenis kelamin di atas bukan hanya angka statistik, tetapi juga memiliki implikasi sosial dan ekonomi yang luas. Ketidakseimbangan rasio dapat memengaruhi dinamika keluarga, peluang pernikahan, hingga distribusi tenaga kerja. Negara dengan rasio laki-laki yang jauh lebih tinggi, misalnya dapat menghadapi tantangan sosial terkait kompetisi dalam pernikahan. Sebaliknya, negara dengan jumlah perempuan lebih banyak mungkin memiliki struktur angkatan kerja yang lebih beragam.

Baca Juga: Tingkatkan Kesetaraan Gender: Lebih dari 20% Anggota Legislatif Adalah Perempuan

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook