Kesepian (loneliness) menjadi momok yang cukup mengerikan di era ini. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa rasa kesepian dapat memberikan efek buruk kepada fisik dan mental seseorang. Kecemasan, depresi dan penurunan kognitif dapat menyerang seseorang yang kesepian. Tidak hanya itu, kesepian juga mempunyai dampak buruk untuk tubuh, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, obesitas, melemahnya sistem kekebalan tubuh, penyakit Alzheimer, hingga bahkan kematian.
Lembaga Meta dan Gallup meneliti perasaan kesepian pada remaja dan dewasa di seluruh dunia. Survei ini mencakup 142 negara, yang mana diperkirakan mewakili 77% orang dewasa di dunia karena survei ini tidak melibatkan China, negara dengan populasi terbesar kedua di dunia.
Survei membuktikan bahwa 24% responden merasa sangat kesepian. Angka ini hampir menyentuh seperempat populasi, yang berarti cukup banyak orang di seluruh dunia yang membutuhkan teman bicara.
27% persen lainnya menyebutkan bahwa mereka merasakan sedikit kesepian. Kategori umur yang paling banyak merasa sedikit kesepian ada di umur 15-18 serta 19-29, yang mana ada di angka 30%.
Terlihat juga bahwa 49% responden menjawab sama sekali tidak merasakan kesepian. Jawaban ini paling banyak diberikan oleh kelompok umur 65 keatas, yaitu sebanyak 57% jawaban berasal dari kelompok umur 65 keatas.
Di era ini, perasaan kesepian dinilai menjadi hal yang lumrah. Namun, hal tersebut tidak boleh dibiarkan karena kesepian dapat menimbulkan efek negatif kepada mental maupun fisik. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan guna menghilangkan kesepian, seperti berbicara kepada orang-orang tersayang hingga bermain dengan binatang peliharaan.