Simak Peringkat SDM Indonesia di ASEAN 2025

Peringkat kualitas sumber daya manusia Indonesia anjlok, posisi ke-53 dari 69 negara di dunia atau terendah ke-2 di ASEAN pada 2025.

Peringkat Kualitas SDM Asia Tenggara

(Tahun 2025)
Ukuran Fon:

Indonesia kini menghadapi tantangan sulit dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Berdasarkan World Talent Ranking (WTR) 2025, Indonesia berada di posisi ke-53 dunia dari total 69 negara dalam survei, turun tujuh peringkat dari tahun sebelumnya.

Di kawasan Asia Tenggara, Singapura memimpin negara tetangga lainnya dengan menduduki peringkat ketujuh dunia, diikuti oleh Malaysia yang menduduki peringkat ke-25 dunia dan Thailand yang berada di posisi ke-43 dunia. Sementara itu, Filipina berada di peringkat ke-64 global sekaligus terendah di Asia Tenggara.

Penurunan posisi Indonesia cukup signifikan jika dibandingkan dengan capaian di tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2021, Indonesia berada di peringkat ke-50 dunia, yang kemudian turun pada tahun berikutnya menjadi peringkat ke-51. Pada 2023 hingga 2024, terjadi perbaikan kualitas SDM di Indonesia yang dibuktikan dengan peningkatan peringkat talenta SDM Indonesia yang cukup signifikan, yaitu peringkat ke-47 pada 2023 dan peringkat ke-46 pada 2024.

Namun, peringkat Indonesia kembali turun pada 2025, lebih rendah dari tahun 2021. Hal ini menunjukan bahwa kualitas SDM Indonesia masih berada di kelompok negara-negara menengah ke bawah.

Apa itu Pemeringkatan Kualitas SDM?

World Talent Ranking (WTR) merupakan riset yang dilakukan oleh International Institute for Management Development (IMD). Riset ini menilai daya saing SDM di berbagai negara berdasarkan kemampuan setiap negara untuk mengembangkan, menarik, dan mempertahankan kualitas tenaga kerja yang terampil.

Pada tahun 2025, IMD menyertakan 69 negara dengan 31 indikator penilaian yang terbagi ke dalam tiga faktor utama yang meliputi, investasi dan pengembangan (seberapa besar negara mengalokasikan anggarannya dan berinvestasi pada bidang pendidikan dan peningkatan keterampilan tenaga kerja), daya tarik (daya tarik negara bagi tenaga terampil baik tenaga kerja dalam maupun luar negeri), dan kesiapan (kesiapan tenaga kerja dalam menghadapi tantangan ekonomi dan teknologi yang semakin berkembang).

Apa Kata Pakar?

Penurunan daya saing SDM Indonesia mendapat perhatian dari kalangan akademisi. Guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga, Prof. Dr. Rossanto Dwi Handoyo, Ph.D., menilai bahwa penurunan yang terjadi merupakan refleksi dari lambatnya efisiensi birokrasi dan ketimpangan pembangunan infrastruktur.

“Birokrasi kita masih dianggap tidak efisien, tidak luwes, bahkan dalam beberapa hal dinilai masih korup. Ini membuat investor global melihat bahwa iklim bisnis kita belum kompetitif,” jelasnya (11/7/2025).

Kelemahan ini tidak hanya berdampak pada iklim investasi, tetapi juga berdampak pada buruk kualitas talenta nasional karena terbatasnya peluang ekonomi dan akses pelatihan keterampilan yang merata.

Tindakan dari Pemerintah

Dalam menjawab tantangan kualitas, pemerintah terus berupaya memperkuat strategi pembangunan SDM melalui berbagai program nasional. Di antaranya, Program Kartu Prakerja yang menjadi inovasi dalam pengembangan SDM dan peningkatan keterampilan kerja.

Selain itu, pemerintah telah mengambil langkah konkret berupa menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2025 tentang Percepatan Pelaksanaan Pelaksanaan Program Pembangunan dan Revitalisasi Satuan Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, termasuk pembangunan pengelolaan Sekolah Menengah atas Unggul Garuda, dan Digitalisasi Pembelajaran. Program Sekolah Unggulan Garuda menjadi salah satu fokus utama pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, dengan program ini lulusan diharapkan mampu bersaing di kampus top dunia.

Tak hanya itu, pemerintah pun melalui Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi meluncurkan program Beasiswa Garuda yang mendukung akses pendidikan tinggi bagi pelajar di seluruh Indonesia.

“Beasiswa Garuda merupakan wujud gagasan Asta Cita Nomor 4, untuk memperkuat pembangunan SDM, sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas,” ujar Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie (21/4/2025).

Penurunan peringkat Indonesia dalam World Talent Ranking 2025 menjadi sinyal bagi pemerintah bahwa peningkatan kualitas SDM perlu menjadi prioritas nasional. Meski menghadapi berbagai tantangan dalam efisiensi birokrasi dan pemerataan pendidikan, pemerintah telah berupaya melakukan berbagai langkah strategis seperti Kartu Prakerja, Program Sekolah Unggulan Garuda, dan Beasiswa Garuda. Hal ini menunjukan bahwa pemerintah masih memiliki asa dan komitmen dalam memperkuat daya saing melalui pendidikan dan pengembangan.

Baca Juga: Peringkat Daya Saing Indonesia Capai Rekor Tertinggi pada 2024

Sumber:

https://www.imd.org/centers/wcc/world-competitiveness-center/rankings/world-talent-ranking/

https://kemdiktisaintek.go.id/kabar-dikti/kabar/kemdiktisaintek-luncurkan-beasiswa-garuda-untuk-pengembangan-sdm-pendidikan-di-indonesia/

https://ekon.go.id/publikasi/detail/5912/pemerintah-fokus-tingkatkan-kualitas-sdm-untuk-indonesia-maju-2045

https://unair.ac.id/peringkat-daya-saing-indonesia-turun-pakar-unair-perlu-evaluasi-serius/

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook