Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi salah satu inisiatif pemerintah dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat sekaligus mencegah stunting, terutama bagi anak usia sekolah dan ibu hamil. Melalui program ini, negara berupaya memastikan bahwa generasi muda mendapatkan asupan gizi yang cukup untuk mendukung tumbuh kembang sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan.
Per 8 September 2025, jumlah penerima program MBG telah mencapai 22,7 juta orang. Mayoritas atau sekitar 58% berada di Jawa, sedangkan sisanya tersebar di pulau lain.
Jumlah penerima MBG di Sumatra mencapai 4,86 juta orang, jadi kedua terbanyak setelah Jawa. Sulawesi mencatatkan 1,7 juta penerima, diikuti Bali dan Nusa Tenggara sebanyak 1,34 juta penerima, Kalimantan dengan 1,03 juta, serta Maluku dan Papua sebanyak 0,52 juta orang.
Lebih lanjut, jumlah satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) atau dapur MBG mencapai 7.644 unit. Adapun realisasi belanja MBG telah mencapai Rp13 triliun, baru 18% dari pagu APBN 2025 yang sebesar Rp71 triliun.
Ke depannya, penerima MBG ditargetkan mencapai 82,9 juta orang.
Di balik besarnya perhatian pemerintah terhadap pelaksanaan MBG, program ini masih menghadapi sejumlah tantangan. Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mencatat bahwa jumlah kasus keracunan akibat MBG mencapai 5.360 kasus per September 2025. Jumlah kasus yang sebenarnya terjadi dipastikan lebih besar, karena banyak sekolah dan pemerintah daerah yang memilih mengubur kasus ini.
Kasus keracunan ini menandakan adanya kegagalan tata kelola dan koordinasi dalam Badan Gizi Nasional (BGN). Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mengungkapkan keprihatinannya dan berharap pemerintah menindak serius kasus ini. Jangan sampai main-main dengan nyawa anak.
Baca Juga: Lebih dari 5 Ribu Anak Alami Keracunan Program Makan Gratis, Begini Data Terbarunya!
Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=L0C0ZWgFnRo
https://www.instagram.com/indef_official/p/DO2MS6IEhe2/?img_index=2