Food Waste atau sampah makanan masih menjadi isu besar di Indonesia. Setiap tahunnya, puluhan juta ton makanan terbuang begitu saja, yang padahal bisa dipakai untuk memberi makan penduduk lain. Tidak hanya di Indonesia, di seluruh dunia, jutaan ton makanan terbuang setiap tahunnya, bahkan saat banyak orang masih mengalami kelaparan.
Tidak hanya berdampak pada ketersediaan pangan, food waste juga memberi tekanan besar pada lingkungan. Limbah makanan yang membusuk di tempat pembuangan akhir menghasilkan gas metana, salah satu penyebab utama perubahan iklim.
Food waste mencerminkan pemborosan sumber daya, seperti air, energi, dan lahan yang digunakan dalam proses produksi makanan. Menurut survei yang diusung GoodStats bertajuk Perilaku Pengelolaan Sampah Masyarakat Indonesia di 2024, sebanyak 82,1% responden merasa persoalan sampah makanan penting untuk dibicarakan.
Sejauh ini, 39,2% responden menyatakan telah berusaha mengelola sampah makanan semampunya sebagai bentuk tanggung jawab terhadap limbah makanan. Langkah ini menjadi pilihan utama dalam mengatasi permasalahan food waste.
Selain itu, 17% responden juga mulai mengedukasi orang lain untuk bijak mengelola sampah, untuk menciptakan perubahan kolektif. Ada pula 11% responden yang memilih menyusun daftar belanja agar tidak membeli makanan berlebihan yang malah berakhir dibuang.
Langkah-langkah lain yang dilakukan responden dalam meminimalisir food waste adalah belajar cara mengelola sampah makanan, seperti dibuat kompos, yang pada akhirnya bisa kembali dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari dan tidak mencemari lingkungan.
Adapun survei dilakukan pada 7-16 November 2024 secara online melibatkan 1.000 panel responden premium GoodStats. Responden berasal dari seluruh pulau di Indonesia dan mayoritas merupakan anak muda berusia 18-35 tahun.
Baca Juga: Simak Komposisi Sampah Global di 2050