7 dari 10 Publik RI Masih Malas ke Perpustakaan

Sebanyak 67,8% responden atau hampir 7 dari 10 publik RI mengaku tidak pernah berkunjung ke perpustakaan dalam setahun terakhir.

Persentase Publik yang Berkunjung ke Perpustakaan Setahun Terakhir

(Agustus 2025)
Ukuran Fon:

Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam membangun budaya literasi masyarakatnya. Berdasarkan survei Litbang Kompas, mayoritas publik Indonesia tidak pernah berkunjung ke perpustakaan dalam setahun terakhir, dengan persentase mencapai 67,8%. Artinya, hampir 7 dari 10 responden merasa malas ke perpustakaan.

Fenomena ini tidak lepas dari perubahan pola konsumsi informasi di era digital. Dengan meluasnya akses internet, masyarakat kini lebih mudah mencari pengetahuan melalui gawai dibandingkan harus datang ke perpustakaan. Hal ini membuat kunjungan fisik ke perpustakaan semakin terpinggirkan.

Apalagi, masih banyak perpustakaan umum terbengkalai yang berpotensi menjadi penyebab enggannya masyarakat mengunjungi fasilitas tersebut. Hal ini diungkapkan oleh anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI), Bonnie Triyana.

“Berdasarkan temuan lapangan banyak sekalian perpustakaan di daerah yang terbengkalai, ini menunjukkan bahwa pemerintah juga kurang serius untuk meningkatkan minat baca masyarakat,” tuturnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi X dengan Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI di Gedung DPR, Kamis (24/4/2025).

Namun, masih ada 32,2% publik yang aktif berkunjung ke perpustakaan dalam setahun terakhir. Angka tersebut menandakan bahwa perpustakaan masih relevan bagi pengunjung yang membutuhkan fasilitas umum ini. Kehadiran perpustakaan juga tidak hanya sebatas tempat membaca, melainkan dapat dijadikan sarana interaksi sosial dan aktivitas komunitas literasi.

Data ini sekaligus menjadi peringatan bahwa eksistensi perpustakaan tidak boleh diabaikan, bahkan di era digital. Justru, diperlukan inovasi agar perpustakaan mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat saat ini.

Beberapa langkah yang dapat ditempuh antara lain menghadirkan layanan berbasis teknologi, memperkuat koleksi digital, serta menjadikan perpustakaan sebagai ruang publik yang lebih inklusif, interaktif, dan ramah generasi muda.

Dengan strategi tersebut, perpustakaan dapat kembali menarik perhatian masyarakat. Lebih jauh lagi, peningkatan kunjungan ke perpustakaan bisa menjadi pintu masuk bagi penguatan budaya literasi nasional. Literasi yang kuat merupakan fondasi penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan adaptif di tengah tantangan zaman.

Pengumpulan data dalam survei Litbang Kompas ini dilakukan dengan mewawancarai 506 responden dari 71 kota di 38 provinsi Indonesia. Survei ini dilaksanakan pada 11-14 Agustus 2025 dengan tingkat kepercayaan 95% dan margin of error sebesar ± 4,26%.

Baca Juga: 37% Publik Nilai Pengadaan Perpustakaan Daerah Sangat Penting

Sumber:

https://data.kompas.id/data-detail/kompas_polling/68ca5eb10b25e839dfc46a83?query&subject&datefrom&dateto&author&publication&typesearch=5&size=10&collection=sta&page&currentpage=1&orderdirection=desc

https://www.tempo.co/info-tempo/bonnie-triyana-ajak-perpusnas-perkuat-minat-baca-masyarakat-1247495

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook