Edukasi terkait finansial menjadi modal penting dalam menghadapi masa modern di tengah ketidakpastian ekonomi yang melanda dunia, tak terkecuali di Indonesia. Meski begitu, sayangnya masih banyak anak muda Indonesia yang belum benar-benar memahami kondisi finansial dengan baik.
Menurut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), literasi finansial adalah pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan pemahaman tentang konsep, risiko, dan keterampilan konteks finansial. Literasi finansial penting dimiliki untuk membekali diri dalam membuat keputusan yang efektif terkait finansial.
Survei Jakpat yang melibatkan 1.295 responden Indonesia mencatat, lebih dari 80% responden belum pernah mengambil kelas terkait perencanaan finansial. Lebih lanjut, 7 dari 10 responden merasa tidak yakin dengan kemampuan finansial mereka.
Di kalangan gen Z, baru 17% responden yang pernah mengambil kelas perencanaan finansial. Perolehan lebih tinggi tercatat pada generasi milenial (21%) dan gen X (20%).
Meski begitu, proporsi tersebut masih dibilang sangat rendah jika dibandingkan dengan proporsi yang belum pernah mengambil kelas terkait finansial.
Menariknya, rendahnya literasi finansial ini juga tercerminkan dari kesiapan dalam menyambut masa depan. Sebanyak 64% responden mengaku siap untuk membangun keluarga, 59% menyebutkan siap untuk menikah, namun tercatat hanya 37% responden yang telah menyiapkan dana pensiun.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan beberapa langkah yang bisa mulai dilakukan oleh anak muda Indonesia untuk mulai menyehatkan kondisi finansialnya, seperti mulai membuat rencana keuangan, mengevaluasi rencana keuangan tersebut, belajar berinvestasi, hingga menabung.
Baca Juga: Kelompok Pegawai Memiliki Indeks Literasi Keuangan Tertinggi pada 2024