Dengan terus meningkatnya pengguna media sosial di Indonesia, dunia marketing pun mulai bergeser. Tidak hanya melalui TV, radio, maupun koran, kini iklan lebih banyak ditaruh pada platform media sosial. Dengan demikian, para pelaku usaha harus pintar memutar otak untuk mencari trik terbaik supaya iklannya bisa menjangkau konsumen luas.
Berdasarkan survei Marketing Summit 2024 yang dilakukan Ipsos, sebanyak 22% Gen Z merasa cukup terganggu dan tidak tertarik sama sekali untuk menonton iklan di media sosial. Di sisi lain, perbedaan preferensi ditunjukkan oleh Generasi Milenial. Sebanyak 56% responden mengaku merasa terhibur saat menonton iklan di media sosial.
Untuk meningkatkan performa iklan yang ditayangkan, para pengiklan wajib memperhatikan 5 hal berikut.
Pertama, 44% Gen Z dan Milenial mengklaim bahwa mereka tidak tertarik melihat iklan dari brand yang tidak mereka kenali. Untuk itu, performa iklan bisa berubah lebih baik jika brand awareness juga ditingkatkan.
Berikutnya, sebanyak 42% responden mengaku tidak tertarik menonton iklan karena tidak menggunakan produk yang diiklankan. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan influencer sebagai talent untuk menyampaikan testimoni penggunaan produk. Dengan demikian, masyarakat lebih tertarik untuk mencoba produk tersebut.
Survei Ipsos juga menunjukkan bahwa 35% responden tidak tertarik pada iklan yang hanya memberi informasi terkait produk saja. Karenanya, penerapan teknik marketing yang lebih baik juga sangat diperlukan untuk menarik lebih banyak penonton.
Model yang digunakan dalam iklan nyatanya juga mempengaruhi tingkat ketertarikan audiens untuk menontonnya. Sebanyak 20% merasa tidak tertarik melihat iklan yang ditampilkan oleh model yang kurang terkenal.
Terakhir, 12% Gen Z dan Milenial mengaku tidak tertarik melihat iklan yang berisi tawaran diskon. Proporsi pilihan ini paling sedikit dibanding yang lainnya.
Baca juga: Keputusan Pembelian Gen Z Dipengaruhi oleh Influencer, Ini Daftar Produk Paling Banyak Dibeli