Semakin tahun, krisis kesehatan mental di Indonesia kian mengkhawatirkan. Di konferensi yang sama, Dosen Departemen FISIP UI Lidya Triana mengungkapkan bahwa bahwa lebih dari 19 juta penduduk Indonesia mengalami gangguan emosional, 12 juta penduduk mengalami depresi, dan angka bunuh diri per tahun mencapai 1.800 orang. Sayangnya, jumlah psikiater dan psikolog tercatat masih kurang.
“Jumlah psikiater 1.053 orang dan psikolog klinis 2.917 orang di Indonesia, ini sangat jauh dari jumlah ideal yang WHO sarankan untuk menangani kasus ini,” ungkap Lidya dalam Konferensi Ilmiah Tahunan UI (09/07/2024) mengutip laman resmi Fisip UI.
Sementara itu, dalam Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dipublikasi oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), proporsi masyarakat Indonesia penyintas depresi berusia 15 tahun ke atas yang berobat dalam dua minggu terakhir berdasarkan provinsi hanya sebanyak 12,7%. Artinya, 87,3% sisanya tidak pergi berobat untuk alasan tertentu.
Selisih ini ditambah dengan rasio antara kebutuhan dan ketersediaan psikiater serta psikolog klinis di Indonesia menjadi PR besar bagi negara. Sejauh ini, Kemenkes lebih fokus kepada taktik pencegahan dibanding penanganan sejak tahun 2019. Salah satunya dengan mengembangkan SIJIWA, aplikasi android yang memberi informasi dan solusi seputar permasalahan kesehatan mental.
Kemenkes juga menganjurkan masyarakat Indonesia untuk melakukan tindakan preventif secara mandiri, antara lain dengan menjaga kesehatan fisik dengan berolahraga dan menjaga pola makan sehat, beristirahat cukup, membangun kebiasaan berpikir positif, hingga membangun dukungan sosial yang suportif.
Baca Juga: 81 dari 100 Anak Muda Akui Media Sosial Pengaruhi Kesehatan Mentalnya