Seberapa Sering Publik Indonesia Beli Produk Frozen Food?

Tingkat pembelian produk frozen food di Indonesia kian meningkat, sebanyak 29% responden berbelanja sayur dan buah beku setidaknya setiap minggu.

Frekuensi Pembelian Jenis Produk Frozen Food Warga Indonesia (2024)

Sumber: Jakpat
GoodStats

Peminatan terhadap produk frozen food atau makanan beku di Indonesia kian tinggi. Hal ini tercermin dari nilai pasar yang mencapai lebih dari Rp200 triliun di tahun 2024. Melansir dari Kontan, Ketua Umum Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI), Hasanuddin Yasni mengungkapkan bahwa pertumbuhan signifikan dalam permintaan makanan beku juga didorong oleh penjualan online melalui marketplace, yang semakin memudahkan konsumen untuk membeli produk tersebut. Terlebih saat ini toko makanan beku juga mudah ditemui di ruko maupun perumahan.

Pilihan produk olahan makanan beku yang beragam menjadikannya pilihan ideal yang praktis bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah perkotaan. Hal ini selaras dengan hasil survei yang dilakukan oleh Jakpat, bahwa 86% warga Indonesia memilih mengonsumsi makanan beku karena mudah disajikan.

Terdapat, berbagai jenis produk makanan beku yang sering dibeli yakni, mulai dari daging mentah, daging olahan (nugget, sosis), kudapan (kentang goreng, donat,), makanan siap saji, lauk-pauk, serta sayur dan buah.

Menurut survei Jakpat, mayoritas publik Indonesia (35%) mengaku rutin berbelanja produk daging olahan beku sekitar sekali dalam sebulan. Sementara itu, sebanyak 24% responden membeli produk kudapan beku dengan frekuensi dua kali dalam seminggu. Adapun produk yang paling sering dibelanjakan adalah sayur dan buah beku, yang dibeli setidaknya sekali setiap minggu.

Data tersebut menunjukkan besarnya ketergantungan masyarakat urban terhadap produk frozen food. Mereka cenderung menerapkan gaya hidup praktis dan efisien di kesibukan yang mereka punya. Namun, ada juga sebagian masyarakat yang membatasi konsumsi makanan beku atas kekhawatiran akan kandungan gizi di dalamnya terutama di kalangan orang tua. Untuk itu, survei ini juga memaparkan bahwa responden yang memiliki anak cenderung memperhatikan Informasi nilai gizi (nutrition facts) pada kemasan makanan beku.

Sebanyak 63% responden menganggap tidak ada bahan pengawet pada informasi nilai gizi menjadi penting dalam pembelian sebuah produk makanan beku. Padahal menurut Dokter Spesialis Gizi RS Brawijaya Antasari, Cindiawaty Josito Pudjiadi, dilansir dari Kontan, makanan beku yang diproduksi dengan baik sesuai standar dan memperoleh izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan memiliki kandungan gizi yang tetap terjaga selama disimpan pada suhu yang tepat. Tetapi, penting untuk diketahui bahwa makanan beku yang sudah dicairkan dapat berpotensi rusak bila kembali di simpan di dalam kulkas. 

Adapun survei dilakukan terhadap 1.245 responden, yang terdiri 35% Gen Z (15-17 tahun), 45% Milenial (28-43 tahun), dan 20% Gen X (44-49 tahun) pada 7-8 November 2024 dengan margin of error di bawah 5%. Survei ini bertujuan untuk memahami tren perilaku masyarakat Indonesia terhadap konsumsi frozen food.

Baca Juga: 7 Alasan Orang Indonesia Gemar Konsumsi Frozen Food

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook