Di era globalisasi, kegiatan ekspor-impor atau perdagangan internasional menjadi hal yang penting bagi perekonomian setiap negara di dunia. Perdagangan internasional telah memberikan kemudahan dalam hal akses terhadap suatu komoditas, meningkatkan persaingan industri, hingga mendorong pertumbuhan ekonomi.
Untuk beberapa komoditas, Indonesia masih menggantungkan diri kepada sumber luar negeri atau impor dari negara tertentu. Berdasarkan Kementerian Perdagangan (Kemendag), nilai impor Indonesia pada tahun 2024 naik dibandingkan tahun 2023. Pada tahun 2023, nilai impor Indonesia berada di angka US$221.886,2 juta, memasuki tahun 2024 nilai impor Indonesia bertumbuh menjadi US$233.659,5.
Komoditas impor Indonesia dibagi ke dalam dua golongan besar yaitu, komoditas minyak dan gas (migas) dan komoditas nonmigas. Pada tahun 2024, nilai impor komoditas migas Indonesia mencapai US$36.275,1 juta, dan nilai impor komoditas nonmigas Indonesia menyentuh angka US$197.384,4 juta.
Pada tahun 2024, golongan mesin/peralatan mekanis dan bagiannya (84) menjadi komoditas nonmigas dengan nilai impor terbesar, mencapai US$33.514,3 juta. Mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya (85) berada di peringkat kedua dengan nilai impor US$27.046,4 juta, disusul besi dan baja (72) dengan nilai impor sebesar US$10.664,4 juta.
Plastik dan barang dari plastik (39) menempati peringkat keempat dengan nilai impor di angka US$10.592,8. Lima besar ditutup dengan komoditas kendaraan selain kereta dan bagiannya (87) dengan nilai impor sebesar US$9.658,8.
Bahan kimia organik berada di urutan keenam dengan US$7.109,9 juta. Serealia (10) berada di urutan ketujuh dengan US$6.816,9 juta. Sementara itu, nilai impor untuk komoditas mutiara, dan logam mulia sejenisnya (71) menempati peringkat kedelapan sebesar US$4.779,3 juta.
Untuk posisi kesembilan diisi oleh golongan instrumen dan aparatus optik, dan barang sejenisnya (90), dengan nilai impor US$4.420,9 juta. Urutan kesepuluh ditutup oleh golongan bahan bakar mineral, minyak mineral, dan produk sulingannya (27), nilai impor untuk golongan ini sebesar US$4.387,2 juta.
Baca Juga: Nilai Impor Indonesia Naik, Bahan Baku Jadi yang Terbesar