Food waste atau limbah makanan masih menjadi salah satu tantangan besar dalam menjaga ketahanan pangan dan kelestarian lingkungan di Indonesia. Berdasarkan data GoodStats, sebanyak 39,2% publik mulai mengambil peran dalam mengatasi isu ini dengan berinisiatif mengelola sampah makanan semampunya.
Angka ini menunjukkan bahwa masyarakat cenderung mengandalkan kemampuan masing-masing untuk mengurangi sisa makanan sekaligus menandakan adanya kesadaran awal yang cukup kuat.
Pemerintah pun demikian. Dalam program makan bergizi gratis (MBG), Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Ciracas Agung Riyano Riyadita menjelaskan adanya skema pengelolaan limbah makanan hasil program ini.
Sisa makanan yang tidak habis disantap penerima manfaat akan dikelompokkan dan dipisahkan dengan sampah yang berasal dari dapur. Setelah itu, sampah makanan yang telah dikelompokkan akan ditimbang di dapur SPPG masing-masing daerah dan diserahkan kepada dinas lingkungan hidup setempat.
Pendataan limbah tersebut dievaluasi secara berkala setiap harinya. Bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), hasil evaluasi harian tersebut akan menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan menu yang akan disajikan di waktu mendatang.
Kembali ke survei GoodStats, sekitar 17% publik memilih untuk mengajak atau mengedukasi orang lain agar bijak dalam mengelola makanan. Langkah ini penting karena akan membawa dampak berlipat ganda. Tidak hanya memperbaiki kebiasaan individu, tetapi juga menumbuhkan kesadaran kolektif dengan masyarakat lainnya.
Sedangkan 11% publik berupaya lebih sistematis dengan menyusun daftar belanja dan rencana memasak untuk mencegah makanan berlebih sejak awal, sekaligus mencerminkan pola konsumsi yang lebih terencana.
Langkah lain yang juga diambil publik dalam mengatasi food waste atau sisa makanan adalah menyediakan wadah penyimpanan makanan dan mempelajari cara mengelola food waste. Kedua pendekatan ini mencerminkan adanya niat untuk berinvestasi lebih jauh, baik dari segi peralatan maupun pengetahuan, sehingga pengelolaan limbah makanan dapat dilakukan lebih efisien.
Namun, masih ada sekitar 6,1% responden yang mengaku belum bisa berbuat banyak dalam menghadapi isu ini, menunjukkan bahwa meskipun kesadaran sudah ada, sebagian masyarakat masih merasa terbatas baik dari segi pengetahuan, fasilitas, maupun kebiasaan untuk benar-benar mengurangi limbah makanan.
Adapun 12% responden mengaku melakukan langkah lainnya di luar dari daftar ini dalam mengatasi isu food waste di Indonesia.
Pengambilan data survei bertajuk Perilaku Pengelolaan Sampah Masyarakat Indonesia di 2024 ini dilaksanakan pada 7-16 November 2024. Dengan responden berjumlah 1.000 orang yang tersebar di seluruh Indonesia, survei ini menggunakan metode online survey yang kemudian diperkuat dengan Focus Group Discussion (FGD) kepada perwakilan sampel.
Baca Juga: 88% Publik Sadar Akan Tanggung Jawab Sampah, Bagaimana Penerapannya?
Sumber:
https://goodstats.id/publication/survei-perilaku-pengelolaan-sampah-masyarakat-indonesia-di-2024-ZE3Sa
https://www.tempo.co/politik/begini-skema-sederhana-pengolahan-food-waste-program-makan-bergizi-gratis-1192493