Eksistensinya jamu tetap bertahan meskipun menghadapi arus modernisasi dan gempuran produk kesehatan global, berkat reputasi sebagai pengobatan alami yang relatif aman, terjangkau, sekaligus memiliki nilai kultural yang kuat.
Sebagai warisan budaya Indonesia, jamu tidak hanya dikenal sebagai minuman herbal, tetapi juga menjadi bagian penting dari gaya hidup masyarakat Indonesia.
Berdasarkan survei Jakpat, Gen X tercatat sebagai kelompok yang paling banyak menggunakan obat herbal dan jamu dengan persentase sebanyak 68%, menunjukkan tingginya tingkat kepercayaan generasi yang lahir pada tahun 1965-1980 ini terhadap pengobatan tradisional yang sudah melekat dalam gaya hidup mereka sejak lama.
Berikutnya, generasi Milenial atau Gen Y yang lahir pada tahun 1981-1996 memiliki persentase pengguna sebesar 56% responden. Angka ini mengindikasikan bahwa lebih dari separuh publik Milenial masih mengandalkan obat herbal dan jamu untuk menjaga kesehatan.
Sementara itu, Gen Z yang lahir pada tahun 1997-2012 mencatat persentase terendah, yakni hanya sebanyak 35%, menegaskan adanya pergeseran pola konsumsi kesehatan di kalangan generasi muda.
Gen Z lebih terpapar pada tren kesehatan global sesuai dengan periode kelahirannya. Meski demikian, hampir separuh responden tetap memilih jamu sebagai obat andalan, kemungkinan akibat meningkatnya popularitas kampanye gaya hidup sehat berbasis bahan alami dan tren back to nature di media sosial.
Hal ini menjadi pendorong industri jamu di Indonesia untuk terus berinovasi sehingga diharapkan dapat menjaga keberlanjutan jamu sebagai warisan budaya sekaligus menjawab tantangan modernisasi pasar kesehatan.
Kepala Pusat Riset Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Sofa Fajriah mengungkapkan pentingnya sinergi antara ilmu pengetahuan dan warisan budaya dalam pengembangan produk jamu modern.
Adapun inovasi di sektor ini mencakup jamu siap minum, kombinasi jamu dengan superfood, probiotik, serta bahan aktif kosmetik untuk produk kecantikan. Beberapa produk bahkan dikemas dalam bentuk yang lebih dekat dengan selera generasi muda, seperti boba herbal, sparkling herbal, hingga gummy herbal.
Survei yang dirilis oleh Jakpat ini bertajuk Local Product Shopping Behavior in Indonesia. Dengan responden sebanyak 1.394 orang, survei ini melakukan pengambilan data melalui kuesioner pada 24-25 Juli 2025. Adapun data yang dihasilkan memiliki margin of error di bawah 5%.
Baca Juga: Daftar Obat yang Sering Dipakai Publik RI, Tolak Angin Nomor 1
Sumber:
https://insight.jakpat.net/local-product-shopping-behavior-in-indonesia/
https://www.tempo.co/gaya-hidup/pentingnya-sinergi-ilmu-dan-warisan-budaya-dalam-inovasi-jamu-1533844