5 Wilayah dengan Indeks Risiko Bencana Tertinggi
Bencana Alam • 16 Januari 2025Kabupaten Langkat, Halmahera Selatan, Nias Utara, Tapanuli Tengah, dan Maluku Barat Daya menjadi daerah dengan indeks risiko bencana tertinggi per tahun 2023
Kabupaten Langkat, Halmahera Selatan, Nias Utara, Tapanuli Tengah, dan Maluku Barat Daya menjadi daerah dengan indeks risiko bencana tertinggi per tahun 2023
Sepanjang tahun 2024, Indonesia mengalami berbagai bencana alam. Banjir menjadi bencana alam dengan frekuensi tertinggi dengan 1.109 kasus
Banjir, gempa bumi, dan gelombang pasang laut menjadi bencana alam yang banyak dialami desa tepi laut
Sebanyak 2.131 desa tepi laut mengalami pencemaran lingkungan, limbah rumah tangga menjadi sumber utama pencemarannya
Pada tahun 2024, konsumsi kalori dan protein per kapita dari ikan menurun, masing-masing menjadi 51,90 kkal dan 9,38 kkal
Mayoritas desa tepi laut melakukan perikanan tangkap dalam memanfaatkan laut sekitar
Ekspor satwa liar terbesar Indonesia adalah ke Jepang, volumenya mencapai 98 kg di tahun 2023
China meraih skor tertinggi dalam indeks konektivitas logistik liner jalur laut di dunia dengan skor 1.228 pada kuartal III 2024
Ada 19.260 ekor paus kelabu pada 2023/2024 di Samudra Pasifik Utara bagian timur, naik 4.730 ekor daripada periode sebelumnya
Bulan November menyumbang nilai perdagangan karbon terbesar pada tahun 2024 mencapai Rp19,64 miliar
Kualitas udara di Jakarta 7 hari terakhir tidak seburuk bulan November 2024 yang pernah mencapai angka 107 µg/m3
Jawa Barat dan Jawa Tengah menjadi provinsi di Indonesia dengan bencana terbanyak pada musim penghujan 2023/2024
67% responden menyatakan kesiapannya untuk mengambil langkah nyata dengan mengelola sampah semampunya sebagai bentuk inisiatif pribadi
95,4% responden mendukung penerapan sanksi tegas terhadap pelaku yang membuang sampah sembarangan
Sebanyak 57,1% responden alasan utama mereka memilah sampah adalah untuk mempermudah proses pengelolaan sampah
Indeks Kualitas Udara Indonesia tahun 2023 bernilai 88,67. Nilai ini terus mengalami peningkatan selama 5 tahun terakhir
Berdasarkan laporan CCPI 2025, Denmark menduduki peringkat tertinggi dalam kinerja penanganan perubahan iklim. Sedangkan, Indonesia berada di posisi ke-42
47% responden mengaku membuang sisa makanan karena makanan dianggap sudah tidak segar, sedangkan 25% karena selera
48,1% responden mengaku hanya sesekali memilah sampah basah dan kering, sedangkan 20,5% lainnya bahkan tercatat tidak pernah memilah sampahnya
Sampah makanan dan organik mendominasi komposisi sampah global di 2050 mendatang, mencapai 44% dari total sampah
Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.
Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook